JAKARTA - Memanasnya suhu politik di Arab Saudi yang berlangsung pada awal Oktober ternyata tak berlangsung lamaDemonstrasi berujung kerusuhan yang terjadi di Kota Al Awamiyah, Provinsi Al Qatif tersebut pun tak sampai menggangu penyelenggaraan ibadah haji.
"Para keluarga tamu Allah (jamaah haji, Red) tidak perlu cemas karena situasi Mekkah dan Madinah sepenuhnya aman
BACA JUGA: Busyro Diminta Tidak Jadi Malin Kundang
Isu demo rusuh sudah ada sejak jauh sebelum puasa. Walaupun sempat terjadi demo tapi hanya diikuti sangat sedikit demonstran dari kalangan Saudi Syiah yang meminta persamaan hak," ujar Korwil PDI Perjuangan Arab Saudi, Syarief Rachmat kepada JPNN, Sabtu (8/10).Diterang Syarief yang lama berdomisili di Jeddah ini, adanya pemberitaan mengenai kemungkinan adanya revolusi di Arab Saudi tidak tepat
"Tampaknya revolusi di negara-negara Arab lainnya seperti Mesir, Libya, dan Yaman justru menginspirasi para perempuan Saudi untuk menuntut haknya," terangnya.
Setidaknya ada dua tuntutan yang disuarakan perempuan di negara kaya minyak tersebut
BACA JUGA: Tak Paham Moratorium, Pemda Rajin Berkunjung ke BKN
Pertama adalah hak memberikan suara dalam pemilu dan jatah kursi di dewan syuroKedua adalah tuntutan agar perempuan bisa mengemudi sendiri
BACA JUGA: Kecelakaan Kerja Masih Tinggi
Cara perempuan Saudi menuntut hak ini cukup unikBukannya melakukan demonstrasi, para perempuan Saudi malah berkampanye melalui jejaring sosial dan melakukan aksi langsung dengan mengemudikan mobil mereka sendiri agar ditangkap polisi."Singkatnya, temperatur politik menghangat karena para perempuan Saudi sedang menuntut hak-hak mereka tapi sama sekali tidak mengganggu jalannya ibadah para tamu Allah," katanya.
Sekadar diketahui, dimulainya musim haji sempat diwarnai demonstrasi di Provinsi Al Qatif. Dari informasi yang dihimpun, tercatat 14 orang terluka akibat kerusuhan tepatnya di Kota Al Awamiyah yang mayoritas penduduknya merupakan muslim SyiahKerusuhan itu terjadi setelah petugas keamanan pemerintah melepaskan tembakan ke arah demonstran yang kabarnya menuntut penghapusan diskriminasi dan perubahan konstitusi(tas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Basah Jangan Jadi ATM Parpol
Redaktur : Tim Redaksi