JAKARTA – Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih dinilai tinggiBerdasarkan data ILO (International Labour Organisation) atau organisasi buruh internasional,pada 2008, setiap tahun diperkirakan 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Sementara itu, data Jamsostek lebih tinggi lagi
BACA JUGA: Menteri Basah Jangan Jadi ATM Parpol
Pada 2010, tercatat 98.711 kasusBACA JUGA: Risiko Pakai Pejabat Bermasalah
Jumlah klaim yang harus dibayarkan untuk kasus-kasus tersebut mencapai Rp 401.237.441.579.Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, data-data tersebut kemungkinan lebih banyak lagi
BACA JUGA: KPK Tak Tutup Kemungkinan Sindu Malik jadi Tersangka
”Data kecelakaan tadi merupakan fenomena gunung es,” ungkap Muhaimin usai membuka Kongres Dokter Kesehatan Indonesia (Pardoki) di Jakarta, Jumat (7/10).Dia menuturkan, tingginya angka kecelakaan kerja antara lain disebabkan tingkat kesadaran pengusaha dan pekerja terhadap pentingnya K3 Keselamatan Kesehatan Kerja) masih rendahKemudian lebih dari 50 persen memiliki latar belakang pendidikan yang rendahHal ini memberikan kontribusi terhadap rendahnya kesadaran”Belum diterapkannya sistem manajemen K3 secara optimalBelum tersedianya data Penyakit Akibat Kerja (PAK), ketidakseimbangan antara besarnya jumlah perusahaan dengan SDM Bidang K3,” urai Muhaimin.
Mantan wakil ketua DPR ini mengatakan, interaksi antara pekerja dengan lingkungannya menimbulkan dampak risiko yang sangat tinggi terhadap kesehatan tenaga kerjaRisiko yang dihadapi pekerja adalah terjadinya kecelakaan kerja dan, penyakit akibat kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya produksi, angka absensiSemuanya berujung pada menurunnya produktivitas kerja”Masih banyak kendala dan masalah yang dihadapi dalam penerapan Program K3 di Indonesia,” tegas Ketua DPP Partai Kebangkita Bangsa (PKB) ini
Di sisi lain, lanjut Cak Imin, sapaan Muhaimin, otonomi daerah memberikan kewenangan dalam menetapkan kebijakan ketenagakerjaan, termasuk di dalamnya bidang K3Kondisi ini berakibat pada beragamnya penerapan K3 di daerah, termasuk pelayanan kesehatan tenaga kerja
Ia melanjutkan, ada daerah yang menaruh perhatian cukup terhadap penerapan K3, tapi beberapa daerah belum memadaiIni disebabkan belum terdistribusinya SDM yang memahami K3Untuk itu diperlukan penguatan koordinasi dan komunikasi antara pusat dan daerah, termasuk tidak adanya koordinasi dalam sistem pelaporan, sehingga data-data yang diperlukan untuk mendukung kebijakan belum memadai”Meskipun program K3 di Indonesia telah dimulai beberapa dekade yang lalu, tapi tetap muncul beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi,” tuturnya(cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kader PKS Incar Kursi Ketua Umum KNPI
Redaktur : Tim Redaksi