jpnn.com - JAKARTA -- Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Andang Bachtiar menegaskan lembaganya belum pernah mengeluarkan sikap resmi terkait masalah holding BUMN energi.
Andang sekaligus meluruskan pemberitaan yang memuat pernyataan anggota DEN, Tumiran bahwa intinya memersoalkan kebijakan holding BUMN. Menurut Andang, itu merupakan pernyataan pribadi Tumiran dan bukan sikap resmi DEN.
BACA JUGA: Ahok Dalam Bahaya
Sepengetahuan Andang, sejak press release sidang paripurna DEN ketiga bersama Presiden Joko Widodo 22 Juni 2016, belum ada lagi rapat atau sidang anggota yang membahas apalagi mengeluarkan pernyataan resmi tentang permasalahan energi strategis. “Termasuk tentang Holding BUMN bidang Energi,” kata Andang dalam keterangannya, Jumat (15/7).
Menurut Andang, jika anggota DEN sebagai pribadi, boleh-boleh saja memberi masukan dan mengkritisi. Namun dalam konteks DEN, tentu saja tidak bisa menolak apalagi bertentangan dengan kebijakan pemerintah. “DEN itu siapa? Jangan lupa, Ketua DEN adalah presiden,” ujar Andang.
BACA JUGA: Siapa Tersangka Kasus Cengkareng Barat? Ini Prediksi Ahok
Ia mengaku, Tumiran juga pernah mengatakan kepadanya tidak pernah menyebut hal itu sebagai kesimpulan DEN. “Dia mengatakan kepada saya bahwa medianya yang melintir-melintir. Dan itu adalah dosa besar media-media itu,” kata Andang.
Tumiran mengaku bahwa pernyataannya di media sama sekali bukan sikap DEN. “Itu bukan sikap DEN. Karena sikap DEN bersifat kolegial yang harus diputuskan melalui rapat,” kata Tumiran.
BACA JUGA: RS Karya Medika Tambun Akui Beli Vaksin dari Azka Medical
Ia bahkan heran dengan masifnya pemberitaan yang memuat pernyataannya itu. Apalagi, dia merasa hanya sekali diwawancarai sebuah media online sekitar 26-27 Juli 2016.
Memang, dia juga pernah melakukan diskusi kecil di Yogyakarta sebelum Lebaran. Namun, diakui bahwa pernyataannya dalam acara tersebut sangat biasa. Jauh berbeda dengan yang dimuat di media massa, yang terkesan sangat bombastis.
Selain itu, imbuh dia, tidak semua yang dimuat di media adalah benar. Selain terdapat pernyataannya yang dikutip secara tidak utuh oleh media, ada juga yang sama sekali bukan pernyataan Tumiran, namun ditulis seakan-akan merupakan pendapatnya. Misalnya saja, bahwa holding BUMN akan menguntungkan trader gas, Tumiran mengaku sama sekali tidak pernah berkata demikian. “Saya tidak tahu, itu bukan pernyataan saya. Saya juga tidak tahu siapa yang memutarbalikkan itu,” urainya.
Itu sebabnya, Tumiran merasa seolah-olah terdapat grand design, yakni adanya kepentingan yang menunggangi media massa dengan memanfaatkan dirinya sebagai anggota DEN. “Ya, seperti itu. Karena saya juga heran, mengapa media massa sangat bombastis memberitakan. Dan semua media menggebu-gebu,” lanjutnya.
Tumiran meluruskan, dirinya bukan tidak mendukung apalagi menolak Holding BUMN Energi. Hanya saja, lanjut dia, memang perlu dipersiapkan dengan baik dan kehati-hatian.
Misalnya dengan membenahi terlebih dahulu tata kelola migas. Selain itu, mengacu pada UU Energi, seharusnya gas harus menjadi modal pembangunan nasional. Artinya, bahwa orientasi ekspor dikurangi, pendistribusian untuk kepentingan masyarakat, hilirisasi harus berjalan optimal, serta percepatan pembangunan infrastruktur.
“Pemikiran saya komprehensif. Saya hanya mengingatkan, bahwa pembentukan holding harus mendukung energi menjadi modal pembangunan. Itu yang saya maksud dengan kehati-hatian,” kata Tumiran. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RS yang Masuk Daftar Hitam Ini Klaim Siap Tanggung Jawab
Redaktur : Tim Redaksi