Krisis Nuklir Korea

Dengan Bangga, Kim Jong-un Deklarasikan Korut Negara Nuklir

Kamis, 30 November 2017 – 06:58 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto: Newsweek

jpnn.com, PYONGYANG - Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan rudal balistiknya. Kemarin, Rabu (29/11), tepat pukul 03.17 dini hari, intercontinental ballistic missile (ICBM) terbaru negara Kim Jong-un itu melesat dari lokasi peluncuran di sekitar Kota Pyongyang.

Korut mengklaim rudal yang dilabeli Hwaseong-15 tersebut sebagai ICBM tercanggih yang bisa memorak-porandakan kota-kota di Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: Patung Jugun Ianfu Berdiri di San Francisco, Jepang Sewot

Rudal antarbenua tersebut melesat sejauh 950 kilometer dengan durasi 53 menit dan mencapai ketinggian 4.475 kilometer. Itu 10 kali lipat lebih tinggi dari lokasi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) saat ini.

Uji coba kali ini berlangsung sepekan setelah Presiden AS Donald Trump menyebut Korut sebagai negara pendukung terorisme. September lalu, Korut juga melakukan uji coba misil ICBM setelah mendapat sanksi tambahan dari Dewan Keamanan (DK) PBB.

BACA JUGA: Korut Masuk Daftar Negara Sponsor Terorisme

”Setelah menyaksikan peluncuran sukses ICBM tipe terbaru, Hwasong-15, Kim Jong-un mendeklarasikan dengan bangga bahwa negara kita sudah menjadi negara nuklir,” ungkap Ri Chun-hee, penyiar berita spesialis uji coba misil Korut.

Dia menambahkan bahwa dengan keberhasilan itu, Korut telah mencatatkan sejarah baru sebagai negara nuklir.

BACA JUGA: Semakin Jemawa, PM Kamboja Tantang Amerika

Berbeda dengan uji coba sebelumnya, Trump tampak lebih tenang menghadapi provokasi seterunya itu. ’’Kami akan menangani ini,” katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut langkah-langkah yang akan diambil.

Dalam beberapa kali uji coba, Trump selalu merespons dengan kemarahan. Bahkan, dia melontarkan ancaman dan ejekan kepada Jong-un. Salah satunya, menyebut Jong-un sebagai Rocketman.

Salah seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada CNN bahwa kecurigaan mereka akhirnya terbukti. Sejak uji coba September lalu, Korut tampak tenang.

AS yakin mereka sedang merencanakan sesuatu. Kemungkinan uji coba nuklir. Namun, Rusia dan Tiongkok, dua negara yang selama ini lunak terhadap Korut, menepis kekhawatiran AS. Mereka menyebut bahwa Jong-un tak lagi suka bikin gara-gara. Namun, bukti berbicara lain.

Jeffrey Lewis, ketua East Asia Nonproliferation Program pada Middlebury Institute of Strategic Studies, memperingatkan masyarakat internasional untuk terus waspada.

Sebab, jika sekarang Korut belum bisa menciptakan hulu ledak nuklir, bukan berarti negara tersebut tidak akan bisa menciptakannya.

”Kita boleh saja tidak suka, tapi kita harus menerima fakta tersebut,” ungkapnya sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Menguasai teknik untuk menciptakan hulu ledak nuklir membutuhkan waktu lama. Namun, bagi Korut, tidak ada yang tidak mungkin. Dalam waktu singkat, pada era kepemimpinan Jong-un, Korut mampu mengembangkan teknik pembuatan senjata secara pesat.

Frekuensi uji coba rudal balistik Korut pun menjadi lebih sering pada era pemimpin 33 tahun tersebut.

Saat Korut dengan bangga mendeklarasikan negaranya sebagai negara nuklir, versi Jong-un adalah negara nuklir yang bertanggung jawab, negara-negara tetangga geram.

Jepang dan Korea Selatan (Korsel) langsung berkoordinasi dengan AS. Rudal yang mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang itu juga membuat Dewan Keamanan (DK) PBB bersidang.

”(Rudal) ini melesat jauh lebih tinggi daripada rudal mana pun. Jujur, riset mereka untuk menghasilkan rudal balistik paling mematikan di dunia telah sukses,” kata Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dalam jumpa pers di Gedung Putih. (AP/Reuters/BBC/aljazeera/hep/c6/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Guru Rusak, Siswa Belia pun Digasak


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler