Dengar Isu Kitab Suci Dibakar, Massa Ngamuk, Kapolres Kena Lemparan Batu

Jumat, 26 Mei 2017 – 04:08 WIB
Warga memalang Jalan Raya Abepura-Padang Bulan, Kamis (25/5). Foto: Gamel/Cenderawasih Pos

jpnn.com, JAYAPURA - Sekitar seribu warga di Jayapura mengamuk usai beredar kabar dari media sosial tentang dugaan adanya kitab suci dibakar, di belakang wisma Kepala Staf Korem (Kasrem) 172/PWY, Kamis (25/5). Kerusuhan pecah dan diwarnai aksi lempar batu. Kapolres Jayapura AKBP Marison Tober Sirait terkena lemparan dan harus dibawa ke rumah sakit.

Warga yang marah berkumpul menutupi ruas jalan utama Abepura-Padang Bulan. Mereka mendatangi sebuah kediaman yang berada di pinggir jalan, dan meminta agar siapa saja yang membakar buku yang disebut kitab suci itu keluar. Massa makin brutal ketika gagal menemui pelaku yang diduga membakar.

BACA JUGA: Teresia, Wanita di Dalam Parit dengan 12 Luka Tusukan

Beberapa pejabat seperti Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano (BTM), Kapolres Tober Sirait dan beberapa pejabat lainnya turun langsung berusaha menenangkan massa. Namun massa tetap meminta agar pelaku dibawa langsung ke tengah mereka.

Situasi memanas setelah pukul 14.00 WIT jumlah massa semakin banyak dan mulai melakukan pelemparan. Wali Kota BTM yang masih mengenakan jas usai mengikuti ibadah di gereja terus berusaha meminta warga menghentikan pelemparan. BTM terlihat berkali-kali menghampiri warga namun aksi anarkistis tak bisa dihindari.

BACA JUGA: GPN Simbol Penyemangat Menjaga Keutuhan Indonesia

Akibat aksi massa, Kapolres Tober Sirait bersama ajudannya, Bripda Nyoman terkena lemparan batu dan harus dilarikan ke RS Bhayangkara. Tober dilaporkan terkena lemparan batu dan Bripda Nyoman mengalami luka pada pelipis kiri, hidung retak dan luka sobek di punggung. Kejadian ini terjadi ketika Kapolres dan ajudannya keluar dari mess berjalan kaki menuju arah Abe. Warga menduga saat itu pelaku sudah dibawa sehingga terjadi pelemparan dan pengeroyokan.

Pantauan Cenderawasih Pos, meski beberapa pejabat telah memberikan penjelasan namun massa tetap tak menerima hingga yang diduga pelaku pembakaran dihadapkan dengan mereka. Warga akhirnya melakukan pembakaran ban dan terus melakukan pelemparan terhadap mobil dan ruko-ruko di sekitar kejadian. Banyak kaca ruko maupun kaca ATM termasuk ruangan di belakang pos penjagaan Korem yang pecah akibat lemparan batu.

BACA JUGA: Bripka Awaludin Ditembak Dua Kali di Kepala, Lihat Nih Fotonya...

BTM didampingi Pdt Jems Wambrauw terus berusaha menenangkan massa dan menyampaikan bahwa dirinya juga sedih dan terluka jika ada kitab suci dibakar. Apalagi di saat umat Nasrani sedang menjalankan momentum keagamaan. Dia meminta warga memberikan waktu kepada penyidik agar semua bisa diungkap. "Beri mereka waktu," kata BTM.

Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar yang berada di TKP menyayangkan aksi ini. Apalagi ketika ada tokoh agama yang memberikan arahan serta berdoa, namun tak digubris. "Sedang kami lakukan penyelidikan namun masyarakat tidak sabar dan menggunakan cara anarkistis makanya harus dibubarkan. Sebab jika tidak ini bisa menjadi lebih parah, lihat saja mes-nya Kasrem sedemikian rupa. Sementara masalah intinya belum diselesaikan muncul masalah lain karena ulah oknum warga," katanya.

Polisi menduga sudah ada pihak tertentu yang memanfaatkan situasi dan memprovokasi warga. Sebab ketika pihaknya tengah mengakomodir keinginan warga dengan langkah-langkah pemeriksaan namun muncul aksi anarkistis.

"Kami periksa dan cari tahu sebabnya belum tergambar ada unsur niat (membakar). Ada yang memotret barang-barang yang baru dibersihkan. Di foto kemudian disebar seolah-olah ada kesengajaan membakar. Harusnya dipastikan dulu karena peristiwanya di belakang mess. Harus ada bukti baru memvonis," ujar Boy.

Kapolda meminta waktu untuk proses penyelidikan dan meminta warga menunggu dengan tidak membuat tindakan anarkis. Disinggung soal kondisi Kapolres, menurut Boy, Tober dan ajudan terkena lemparan batu di bagian dada dan kepala namun masih bisa berbicara. "Informasinya sempat pingsan namun kami akan cek lagi dan untuk penanganan masalah ini anggota kami siagakan dan kami minta percayakan pada proses hukum, jangan main hakim sendiri," tegasnya.

Sementara Kasdam Kodam XVII Cenderawasih, Brigjen TNI Herman Asaribab memastikan pihaknya akan mengambil langkah-langkah terukur untuk menyelesaikan kejadian tersebut. Pihaknya menyatakan akan mengecek siapa yang menyebar atau yang pertama mempublikasikan informasi dugaan pembakaran kitab suci tersebut.

"Untuk masyarakat nanti dari kepolisian, sedangkan kami dari anggotanya. Tapi sekali lagi, masyarakat jangan menimbulkan pelanggaran hukum baru, lihat saja ada kerusakan-kerusakan. Kami akan telusuri karena kami juga punya videonya," tegas Asaribab.

Terpisah Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Teguh Pudji Raharjo menambahkan bahwa telah dibentuk tim dari POM TNI AD dan Propam Polda Papua untuk menyelidiki sisa pembakaran yang disebut-sebut terdapat kitab suci.

“Oknum anggota yang melakukan pembersihan sudah diamankan dan dilakukan pemeriksaan. Mereka awalnya melakukan pembersihan di belakang mes terkait pergantian Pos Satgas. Barang-barang yang berserakan seperti plastik, kertas, sampah dan juga karton bekas yang dibawa keluar dan dibakar,” tuturnya.

Teguh mengatakan, masih dilakukan penyelidikan untuk memastikan apakah barang-barang yang dibakar tersebut terdapat kitab suci. Namun dirinya menegaskan bahwa tidak ada niat atau kesengajaan melakukan pembakaran. “Kodam sudah membentuk tim untuk memastikan apakah ada kitab suci di dalamnya," pungkasnya. (ade/yan/jo/nat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persipura sudah 4 Kali Ganti Pelatih dalam Dua Tahun Terakhir


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler