jpnn.com - Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD hasil kolaborasi PT Takeda Innovative Medicines, Kementerian Kesehatan, serta pemerintah dan pemangku kepentingan setempat, kembali digelar di Jakarta setelah sukses diadakan di tiga kota sebelumnya, yaitu Bandung, Surabaya, Medan.
Acara bertajuk "Langkah Bersama Cegah DBD" ini bertujuan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian penyakit dengue di Indonesia, apalagi di musim penghujan ini.
BACA JUGA: Great Eastern dan Klinik inHARMONY Hadirkan Perlindungan Komprehensif untuk Hadapi DBD
Kegiatan tersebut diselenggarakan pada 14-16 Februari 2025 di Laguna Atrium, Central Park, Jakarta.
"Dengue merupakan ancaman serius bagi masyarakat Indonesia," kata Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, dr. Ina Agustina Isturini, MKM.
BACA JUGA: Kades Kohod Minta Maaf, Lalu Sampaikan Pengakuan soal SHGB dan SHM Pagar Laut
Kasus dengue selalu ada sepanjang tahun, tetapi cenderung meningkat saat musim hujan. Ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada produktivitas masyarakat dan membebani sistem layanan kesehatan.
Data terbaru menunjukkan hingga 3 Februari 2025, Kemenkes RI telah mencatat 6.050 kasus dengue secara nasional, dengan Incidence Rate (IR) 2,14/100.000 penduduk dan 28 kematian akibat dengue dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,46%. Kasus ini dilaporkan dari 235 kabupaten/kota di 23 provinsi.
BACA JUGA: Bagaimana Nasib Sisa P1 di PPPK 2025? Info Dirjen Nunuk Ini Perlu Dicermati
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen mengendalikan penyakit dengue melalui berbagai program, seperti pengendalian vektor, Gerakan 3M Plus(menguras, menutup, mendaur ulang), dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 yang menekankan sinergi lintas sektor.
"Penanganan dengue tidak bisa dilakukan dengan satu pendekatan saja," ucapnya.
Pemerintah telah mengadopsi strategi berbasis inovasi, termasuk implementasi nyamuk berWolbachia dan vaksinasi sebagai langkah perlindungan tambahan. Namun, upaya ini tidak akan efektif tanpa peran aktif masyarakat.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht turut menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen pemerintah dalam upaya pengendalian dengue.
"Kami melihat perjuangan melawan dengue sebagai komitmen jangka panjang. Ini bukan sekadar inisiatif sesaat, tetapi perjalanan berkelanjutan yang membutuhkan konsistensi dari semua pihak," ujarnya.
Gutknecht menambahkan, keberhasilan penanganan dengue hanya dapat dicapai melalui aksi kolektif.
Perlu disiplin menerapkan 3M Plus, meningkatkan kesadaran, dan mempertimbangkan pendekatan inovatif untuk pencegahan. Dengan langkah bersama, kita bisa mencapai tujuan Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030, sambungnya.
Dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, Spesialis Penyakit Anak, mengingatkan bahwa dengue bisa menyerang siapa saja, terutama anak-anak. Data menunjukkan bahwa 47% kasus dengue terjadi pada anak dan remaja, dengan 12% pada kelompok usia 1-4 tahun dan 35% pada usia 5-14 tahun.
"Kematian tertinggi juga terjadi pada kelompok usia ini," terangnya.
Dengue pada anak sering kali diawali dengan demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri otot, dan munculnya bintik merah di kulit. Jika terlambat ditangani, anak bisa mengalami syok dengue yang berakibat fatal.
"Hingga saat ini, belum ada obat spesifik untuk menyembuhkan dengue. Pencegahan menjadi kunci utama, salah satunya melalui vaksinasi," tambahnya.
Dr. Suzy Maria, Sp.PD, K-AI, Spesialis Penyakit Dalam, juga mengingatkan bahwa dengue tidak hanya berbahaya bagi anak-anak, tetapi juga bagi orang dewasa, terutama mereka yang memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan imun.
"Seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah," ujarnya.
Zaskia Adya Mecca, Figur Publik dan ibu dari lima anak, turut hadir dalam acara ini. Dia menekankan bahwa pencegahan dengue tidak bisa hanya mengandalkan kebersihan.
Nyamuk Aedes aegypti bisa berkembang di genangan air kecil yang luput dari perhatian. "Kita harus disiplin menerapkan 3M Plus setiap hari," ujarnya. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad