Denny JA: Dinasti Politik Jokowi Hal Biasa Dalam Sebuah Demokrasi

Minggu, 01 Oktober 2023 – 00:12 WIB
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan setiap warga negara berhak untuk ikut pemilu dan terpilih sebagai pemimpin. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan setiap warga negara berhak untuk ikut pemilu dan terpilih sebagai pemimpin.

Dia menyebutkan ketentuan itu berlaku untuk semua orang, baik untuk anak petani dan buruh atau anak menteri dan presiden.

BACA JUGA: Wamen era SBY Demo Jokowi di Australia, Ungkit soal Dinasti Keluarga di Solo

Hal itu diungkapkan Denny melalui video yang diunggah akun media sosial miliknya, DennyJA_World di Instagram, Sabtu (30/9).

Denny mengatakan ketentuan setiap warga negara berhak untuk ikut pemilu dan terpilih sebagai pemimpin juga diterapkan untuk keturunan seorang guru, seniman, ataupun gubernur, wali kota, dan bupati.

BACA JUGA: Guntur Usul Jokowi Ganti Posisi Mega, Hasto Menanggapi Begini

Menurutnya, menjadi pemimpin melalui pemilu adalah hak asasi setiap warga negara. Prinsip inilah yang menjadi asal muasal lahirnya dinasti politik, bahkan di negara demokrasi paling modern sekali pun.

Dia merespons berbagai berita yang menunjukkan terbentuknya dinasti politik Presiden Jokowi di Indonesia, terutama pada periode kedua kepemimpinannya.

BACA JUGA: Beri Pengarahan di Rakernas PDIP, Puan Maharani Menekankan Soliditas untuk Memenangkan Pemilu 2024

"Di samping Jokowi sendiri sebagai Presiden, juga anaknya Gibran sebagai Wali Kota Solo sejak 2021. Juga menantu Jokowi, Bobby Nasution, Wali Kota Medan tahun 2021. Terakhir, Kaesang anak bungsunya menjadi Ketua Umum PSI sejak 2023," kata Denny.

Melihat apa yang terjadi saat ini, Denny menyebutkan di Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai pusat demokrasi modern juga terbentuk dinasti politik.

"Salah contohnya di tahun 1960-an, keras terdengar dinasti Kennedy atau populer dengan sebutan The Kennedy Clan," ujarnya.

Denny menambahkan dinasti politik tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Di India, ada dinasti Nehru, lalu turun ke anak dan cucunya, yakni Indra Gandhi, Rajiv Gandhi, dan Sonya Gandhi.

Dinasti politik juga terjadi di Filipina dari keluarga Marcos ke anaknya.

Selain itu, Brasil, Jepang, dan Italia, jejak dinasti politik berlangsung dalam bingkai negara demokrasi.

"Dalam sejarah, dinasti politik paling tua adalah kerajaan. Pada bingkai kerajaan pun, tetap lahir raja yang hebat, peduli pada rakyat, ataupun raja yang buruk," kata Denny.

Dalam bingkai dinasti politik era demokrasi, John F Kennedy dan Ted Kennedy dinilai sebagai pemimpin yang berhasil.

"Legacy mereka merawat liberalisme di Amerika Serikat sangat kental. Kegigihan mereka melindungi kaum minoritas, juga populer. Namun, dalam dinasti politik era demokrasi, juga ada keluarga seperti Marcos yang dianggap buruk karena korupsi besar-besaran," terang Denny.

Menurut Denny, baik dinasti politik ataupun bukan, dua-duanya terbukti dalam sejarah mampu menghasilkan pemimpin yang baik ataupun pemimpin yang buruk.

Namun, pada ujungnya leadership dan kualitas seorang pemimpin tergantung pada individu itu sendiri, terlepas dia bagian dinasti politik atau bukan.

Apalagi, kata akhir yang menentukan dia terpilih atau tidak adalah rakyat melalui pemilihan umum. (mcr8/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Qodari: Jokowi Membuat Desain Besar Gagasan Politik Menuju Indonesia Maju 2045


Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler