Qodari: Jokowi Membuat Desain Besar Gagasan Politik Menuju Indonesia Maju 2045

Jumat, 29 September 2023 – 23:46 WIB
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari (kanan)saat berbicara pada acara diskusi bertajuk “Gelombang Sang Kaesang” yang digelar Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) di Jakarta, Jumat (29/9/2023). Foto: Dok. Indo Barometer

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat satu desain besar gagasan politik dalam menyongsong Indonesia sebagai negara maju tahun 2045.

Qodari menyampaikan saat diskusi bertajuk “Gelombang Sang Kaesang” yang digelar Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) di Jakarta, Jumat (29/9/2023).

BACA JUGA: Pandawa Ganjar Ajak Generasi Muda Wujudkan Indonesia Maju Lewat Gerakan Antinarkoba

Dalam sejarah Indonesia, menurut Qodari, terdapat desain besar gagasan politik yang dibawa oleh para tokoh besar bangsa ini dan dijadikan pedoman oleh partai politik hingga saat ini.

"Indonesia pernah punya tokoh besar namanya Bung Karno yang dikenal dengan Soekarnoisme yang kemudian menemukan penokohannya dalam sebuah partai PNI, lalu kemudian PDI, lalu PDI Perjuangan,” kata Qodari, Jum'at (29/9/2023).

BACA JUGA: Wamenaker Afriansyah Noor Sebut Pengembangan Kualitas SDM Kunci Capai Indonesia Maju

“Kemudian kita punya tokoh besar lain namanya Soeharto. Nah, ideologi pembangunannya, strategi pembangunannya, sistem politiknya kita sebut sebagai Soehartoisme, partainya waktu itu dia bikin Partai Golkar,” ujar Qodari.

Menurut Qodari, saat ini Indonesia memiliki gagasan politik baru yang dinamai Jokowi-Isme yang lahir dari tokoh besar bernama Jokowi.

BACA JUGA: Qodari: Jokowi Berpengaruh Strategis Bagi Pemenangan Capres 2024

“Saya kok merasa ya sekarang ini Indonesia punya tokoh besar lainnya namanya Jokowi dengan melahirkan sistem pemikiran yang namanya Jokowi-Isme,” ujar Qodari

Qodari menerangkan Jokowi-Isme adalah manifestasi pemikiran atau konsep dari Jokowi dalam mewujudkan Indonesia menuju negara maju yang direfleksikan dalam tiga aspek.

Pertama, membangun Indonesia secara menyeluruh atau biasa disebut Indonesia Sentris, dimana pembangunan negeri tidak hanya berpusat di Pulau Jawa, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia.

“Jokowi-Isme adalah sebuah mazhab pemikiran yang pertama-tama ideologinya adalah Indonesia Sentris. Bahwa yang harus merasakan pembangunan, yang harus mendapatkan manfaat pembangunan yaitu bukan cuma Jakarta, bukan cuma Jawa, bukan cuma Indonesia Barat, tapi seluruh Indonesia,” ucapnya.

Kedua kata Qodari, Jokowi-Isme mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa

“Jokowi tidak hanya membangun ekonominya, tetapi juga mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa, ideologi persatuan, ideologi nasionalisme, beliau perjuangkan sampai titik dimana keberanian berhadapan dengan kelompok intoleran, kelompok radikal dengan segala risiko yang tidak berani diambil oleh pemimpin sebelumnya, menurut saya itu sesuatu banget,” ungkapnya.

Aspek ketiga, lanjut Qodari, Jokowi-Isme bercita-cita membawa Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045 dengan rute atau peta jalan yang sangat jelas.

“Apa itu Jokowi-Isme? Pak Jokowi mau Indonesia jadi negara maju tahun 2045 untuk menuju negara maju 2045 syaratnya sudah jelas, rutenya sudah jelas. Yaitu, satu pembangunan infrastruktur; dua, digitalisasi; tiga, hilirisasi; empat, pembangunan SDM termasuk di dalamnya pendidikan kesehatan, pangan dan energi; lima, IKN Nusantara,” ujar Qodari.

Selain itu, Qodari mengatakan Presiden Jokowi menjadi tokoh yang besar yang tidak cukup mampu ditampung oleh PDI Perjuangan, sehingga membutuhkan wadah yang lebih besar dan leluasa.

“Pak Jokowi telah bertransformasi menjadi seorang tokoh besar yang membawa 'Isme' nya sendiri dan Isme yang baru itu membutuhkan suatu wadah, membutuhkan suatu tempat agar dia bisa berkembang dengan leluasa,” katanya.

Pada kesempatan itu, Qodari juga mengatakan masuknya putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi fenomena politik terbaru dalam diskursus politik menjelang Pemilu 2024. Ia menyebutnya sebuah tuntutan zaman.

“Dalam suatu kesempatan saya mengatakan PSI adalah startup politik dia adalah partai yang lahir dari generasinya dan bekerja untuk generasinya dan membangun masa depannya sendiri PSI memilih untuk memprediksi masa depan dengan cara menciptakan masa depan itu sendiri,” paparnya.

“Dan itu yang menurut saya dilihat dari Kaesang karena dia adalah representasi dari generasi muda dia adalah presentasi dari generasi itu,” imbuhnya.

Lebih jauh Qodari mengungkapkan bahwa partai politik di Indonesia sesungguhnya mencerminkan tiga generasi peradaban, yaitu generasi agraris, generasi industri dan generasi digital.

“Tokoh seperti Kaesang kiranya adalah sebuah tuntutan zaman tinggal kita itu menyadari atau tidak bagaimana sebetulnya tuntutan zaman itu sudah berubah,” urainya.

Dalam konteks itu, Qodari menyebut bagaimana PSI di bawah komando Kaesang mampu memanfaatkan kebesaran nama Presiden Jokowi untuk membesarkan PSI. Pasalnya, kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi mencapai 80 persen.

“Saya katakan pada hari ini kolam suara terbesar namanya kolam suara Jokowi angkanya 80 persen dari total penduduk Indonesia, itu kolam suara yang terbentang bagi PSI pada hari ini, tergantung PSI bisa memanfaatkan atau tidak,” ujar Qodari.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler