Denny Siregar Sebut Penusukan Syekh Ali Jaber Mirip Peristiwa 1998 dan 2018

Senin, 14 September 2020 – 10:22 WIB
Pelaku penikaman Syekh Ali Jaber di bawa polisi ke Mapolresta Bandarlampung guna pemeriksaan lebih lanjut, Minggu malam (14/9/2020). Foto: ANTARA/Dian Hadiyatna

jpnn.com, JAKARTA - Penggiat media sosial Denny Siregar mengajak masyarakat berhati-hati menyikapi peristiwa penusukan terhadap ulama terkenal Syekh Ali Jaber.

Denny mengajak masyarakat mewaspadai kemungkinan ada pihak tertentu yang menggiring opini atas peritiswa ini.

BACA JUGA: Apa Motif Pelaku Menusuk Syekh Ali Jaber? Begini Penjelasan Irjen Purwadi

Menurut Denny lewat media sosial Twitter, penyerangan Syekh Ali Jaber mirip modus operandi peristiwa lama yang terjadi pada 1998 dan 2018 lalu. 

"Penyerangan syeikh Ali Jaber mirip dgn modus "operasi intelijen" lama, tahun 1998 & 2018," kicau Denny lewat akun @Dennysiregar7, Senin (14/9).

BACA JUGA: 10 Fakta Penusukan Syekh Ali Jaber, Detik-detik Menegangkan dan Pengakuan Ortu Pelaku

Pada peristiwa 1998 dan 2018 lalu, Indonesia dihebohkan dengan peristiwa-peristiwa yang penyerangan terhadap ulama, yang sebagian pelakunya disebut mengalami gangguan jiwa.

Karena itu, Denny Siregar mengajak masyarakat tetap waspada dan menyikapinya dengan hati-hati. 

BACA JUGA: Hasto PDIP Merasa Heran dengan Sikap Anies Baswedan

"Hati2, kemungkinan akan dibesarkan apinya dgn tema 'PKI membantai ulama'," kicau @Dennysiregar7. 

Dalam kicauannya Denny menyertakan sebuah judul pemberitaan, 'Moeldoko: Saya Paham Betul Modus Operandi Serang Ulama'. 

Pada kicauan sebelumnya, Denny mengajak masyarakat mendoakan Syekh Ali Jaber.

Ia juga mengajak warganet untuk tidak berspekulasi masalah penusukan tersebut.

"Ga usah banyak spekulasi masalah penusukan syeikh ali jabber di Lampung. Kita sama2 gak tau ada apa dan apakah ada dalang dibaliknya. Lebih baik nunggu laporan polisi aja. We dont know what we dont know," twit @Dennysiregar7,

Andika, seorang warga Kelurahan Sukajawa, Kecamatan Tanjung Karang Barat (TKB), Bandarlampung, menceritakan kronologi penusukan yang dialami ulama asal Madinah itu.

Syekh Ali Jaber saat itu sedang menghadiri Wisuda Tahfidz Perdana TPQ dan RumahTahfids Falahudiin Tahun ajaran 2019-2020 M serta perayaan tahun baru Islam 1442 dengan tema" Mahkota surga untuk ayah dan ibu serta membangun generasi yang berbudi pekerti dan berbasis Alquran".

"Penusukan tersebut terjadi berawal dari Syekh Ali Jaber yang ingin memberikan hadiah kepada anak kecil yang bisa membaca Al-Fatihah dengan benar," kata Andika, di Bandarlampung, Minggu (13/9).

Andika menjelaskan bahwa ketika anak yang dipanggil sudah di atas panggung,Syekh Ali Jaber bertanya kepada si anak, ingin hadiah sepeda atau yang lainnya.

"Kemudian anak tersebut turun panggung ke ibunya untuk bertanya kepada ibunya dan naik lagi ke panggung dan memberitahu Syekh Ali Jaber dia ingin sepeda," jelasnya.

Setelah itu, spontan Syekh Ali Jaber memanggil ibu anak tersebut untuk naik ke panggung dan meminjam handphone si ibu untuk berfoto bersama.

Namun karena handphone orang tua anak tersebut tidak bisa menyimpan gambar maka Syekh Ali Jaber ingin meminjam handphone jemaah lainnya.

"Nah, saat Ali Jaber mencoba meminjam handphone itu, pelaku penusukan tersebut lari dari arah sebelah kanan langsung naik ke panggung dan menusuk Syekh. Tusukannya di lengan sebelah kanan," kata Andika.

Dia juga mengatakan waktu para jemaah tidak tersadar dan menyangka pelaku penusukan tersebut ingin meminjamkan handphone untuk dipakai berfoto bersama anak tersebut.

"Kami semua tidak menyangka, anak itu (si pelaku, red) lari dari sebelah kanan, kami kira ingin memberikan handphone ke Ali Jaber," kata dia. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler