jpnn.com, TASIKMALAYA - Densus 88 Antiteror menggeledah gedung serba guna Graha HT Sumantri di Jalan Ir Djuanda Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jabar, Jumat (20/7) pukul 09.30.
Penggeledahan dilakukan tertutup, sehingga awak media pun tidak bisa masuk ke lokasi yang sering dijadikan tempat resepsi pernikahan tersebut.
BACA JUGA: Pengakuan Adik Terduga Teroris Abu Jalal, Oh Ternyata
Upaya Densus ini sebagai tindaklanjut dari penangkapan RS di tol Jakarta-Cikampek tepatnya di rest area KM 57 Kabupaten Karawang pada hari Kamis (19/7). Sebelumnya Densus juga sempat menggeledah kediamannya di Jalan Moh Hatta Kota Bandung.
Saat penggeledahan, polisi melakukan sterilisasi lokasi dan tidak memperbolehkan siapapun masuk selain aparat. Dan hanya menyertakan personel Polres Tasikmalaya Kota, Babinsa serta Lurah setempat yang diikutsertakan dalam penggeledahan.
BACA JUGA: Diduga Terlibat kelompok ISIS, 3 WNI Ditangkap di Malaysia
Dari informasi yang dihimpun Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group), lokasi tersebut adalah tempat latihan jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Namun pihak kepolisian enggan memberikan keterangan terkait penggeledahan, peran dan fungsi tempat tersebut.
Dari pantauan dilokasi, penggeledahan berlangsung sekitar 2 jam. Terlihat personel Densus mengamankan sejumlah busur dan anak panah yang dimasukkan ke mobil forensik. Petugas pun memasang garis polisi di bangunan Graha HT Sumantri, lapangan latihan memanah dan sarana olah raga fisik.
BACA JUGA: Densus 88 Tangkap Satu Terduga Teroris di Sumsel
Lurah Panyingkiran, Indihiang, Kota Tasikmalaya Dadang Sudrajat mengaku tidak menyangka salah satu tempat di wilayahnya berkaitan dengan jaringan teroris. “Memang saya juga kecolongan,” terangnya.
Tetapi sebelum Dadang memberi penjelasan lebih lanjut, Kapolsek Indihiang Kompol M Basori langsung memanggilnya. Dadang pun tidak terlihat lagi setelah polisi meninggalkan HT Sumantri.
Di kawasan HT Sumantri sendiri, terlihat dua perempuan yang berkeliaran secara bebas saat penggeledahan. Namun ketika hendak diwawancara, mereka menolak memberikan keterangan.
Sementara itu, salah seorang pemilik show room di sekitar lokasi Aceng Kusnandar menuturkan sejak HT Sumantri dikelola RS, dirinya menilai banyak perubahan. Bahkan beberapa pegawai pun diberhentikan. “Dia baru sekitar setahun, sebelumnya bukan sama dia (RS, Red),” ungkapnya.
Graha HT Sumantri, kata Aceng, biasanya disewa oleh masyarakat untuk keperluan resepsi pernikahan atau kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak undangan. “Biasanya yang resepsi pernikahan atau acara-acara kaya perpisahan dan lainnya” terang dia.
BACA JUGA: Pengakuan Adik Terduga Teroris Abu Jalal, Oh Ternyata
Dia menceritakan sosok RS sendiri sangat tertutup, sebab selama ini jarang berkomunikasi dengan warga sekitar. ”Bahkan saya sendiri hanya sesekali melihat RS, itu pun ketika masuk ke HT Sumantri,” tuturnya.
Ia pun mengaku kaget ketika RS diduga terlibat sebuah jaringan teroris. Meski diakui gerak-gerik dan sikap RS memang tidak seperti masyarakat pada umumnya. “Beda lah dengan pengelola sebelumnya, saya kenal baik,” ucapnya. (rga)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Driver Ojek Online Dibekuk Densus 88 di Sleman
Redaktur & Reporter : Soetomo