Densus 88 Kepung Gelanggang Mahasiswa, Hasilnya Mengejutkan

Minggu, 03 Juni 2018 – 06:21 WIB
Densus 88 Antiteror bersama Tim Gegana Brigade Mobil (Brimob) Polda Riau, menggeledah salah satu gedung FISIP Universitas Riau, Sabtu (2/6/2018). Foto: DEFIZAL /Riau Pos/JPNN.com

jpnn.com, PEKANBARU - Tim Densus 88 Antiteror mengepung Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Riau, Sabtu (2/6) siang. Mereka datang dengan menggunakan kendaraan taktis Barracuda. Selain itu juga terlihat tim Inafis Polda Riau dan Tim Jibom (Penjinak Bom) dari Gegana Polda Riau.

Dari dalam mobil Barracuda ini, para personel Densus 88 Antiteror yang dilengkapi dengan baju antipeluru dan senjata laras panjang itu langsung mengepung Gedung Gelanggang Mahasiswa Fisip Unri tersebut. Di sana juga terlihat Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau dan jajaran personel dari Polresta Pekanbaru membantu mengamankan lokasi dengan memasang garis polisi.

BACA JUGA: Polri: Teroris di Pekanbaru Sasar Kantor DPD dan DPRD

Para personel dari Densus 88 Antiteror ini langsung melakukan penggeledahan hingga pukul 17.00 WIB. Hasilnya, tim Densus 88 Antiteror mendapatkan barang bukti yang mengejutkan, yakni ditemukan dua bom pipa besi siap ledak dan sejumlah bahan peledak lainnya.

Kondisi ini sempat menjadi perhatian ratusan mahasiswa yang sedang berada di lokasi. Sebagian dari mahasiswa ini mencoba untuk mengabadikan momen tersebut dengan video, sebagian lainnya memotret petugas yang tengah berjaga.

BACA JUGA: Densus 88 Masuk Kampus, Fahri: Ini Polri atau Kompeni?

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto dalam keterangannya di Jakarta, malam tadi menjelaskan, pada pukul 13.30 WIB, Tim Densus 88 melakukan penggeledahan di Gedung Gelanggang Mahasiswa Kampus Unri, dan menemukan bom rakitan.

Awalnya satu dari tiga orang yang ditangkap ditetapkan sebagai tersangka, yakni inisial MNZ (33), warga RT/RW 8/4, Lubuk Sakat, Perhentian Raja, Kampar. Ditangkap di dalam areal kampus.

BACA JUGA: Densus Tetapkan Satu Tersangka dari 3 Terduga Teroris Riau

Tim Densus juga mengamankan dua saksi yakni inisial RB alias D (34), di Desa Kampar Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Satu lagi OS alias K (32) ditangkap di kawasan kampus yang sama. Tersangka dan dua saksi sama-sama eks mahasiswa Unri.

"Info terakhir dua orang saksi sudah jadi tersangka, Jadi totalnya tiga tersangka," kata Setyo saat dikonfirmasi Riau Pos (Jawa Pos Group) di Jakarta.

Untuk keterlibatan MNZ, dia memiliki kemampuan membuat bom jenis TATP atau yang dikenal dengan sebutan The Mother of Satan seperti yang dibawa pelaku bom bunuh diri di Surabaya, beberapa waktu lalu. Kemudian, dia juga diduga menyebarkan cara pembuatan bom di link group telegram.

"Sasaran mereka diduga menyerukan amaliyah atau penyerangan terhadap kantor-kantor DPR RI dan DPRD," jelas mantan wakil kepala intelijen dan badan keamanan Polri ini.

Sejumlah barang bukti yang diamankan dari lokasi, selain dua bom pipa besi sudah jadi dan siap ledak, ada juga bahan Handak TATP yang sudah jadi dan sejumlah bahan lain seperti pupuk KNO3, sulfur, gula dan arang. Kemudian ada 2 busur panah beserta 8 anak panahnya. Satu senapan angin dan satu granat tangan rakitan.

Saat ditanya apakah ada kemungkinan tersangka menyebarkan radikalisme di Unri, mengingat kampus tersebut belum termasuk dalam 7 perguruan tinggi yang terpapar paham terorisme versi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Setyo hanya menjawab singkat.

"Masih didalami oleh penyidik Densus 88," kata jenderal bintang tiga kelahiran Semarang, 19 November 1961 itu.

Sementara Kapolda Riau Irjen Nandang yang dikonfirmasi Riau Pos membenarkan adanya penggeledahan yang dilakukan Tim Densus 88 tersebut. Namun dia belum bisa menjelaskan terkait terduga teroris yang diamankan.

Dalam hal ini, Nandang irit bicara. Baik terkait berapa jumlah orang yang diamankan dan apa-apa saja barang yang disita. "Iya tadi penggeledahan, masih proses. Belum tahu berapa (jumlah terduga teroris), karena masih proses ya," kata Nandang.

Namun dia memastikan bahwa ini terkait dengan adanya dugaan teroris di kampus itu. Penggeledahan itu katanya, dilakukan oleh Densus 88 Antiteror. Pihak Polda hanya bersifat pengamanan.

"Kami (Polda Riau, red), sifatnya hanya membantu. Penanganan masalah ini langsung Densus," kata Nandang.

Nandang belum bisa menjelaskan secara terperinci berapa orang yang diamankan. Saat ditanya apakah itu mahasiswa, dosen, alumni ataupun pihak lain di luas Unri, Nandang tak berkomentar. "Belum tahu saya siapa-siapa yang diamankan," kata Nandang.

Yang jelas katanya, indikasi kuat bahwa ada aktivitas terduga teroris di lokasi itu. "Densus menggerebek ke lokasi tentunya karena ada informasi yang cukup kuat," ujarnya.

Sementara Rektor Unri Prof Dr Ir Aras Mulyadi MSc yang dikonfirmasi Riau Pos mengatakan, jika hal yang diduga benar, maka pihak kampus jelas tidak mentoleransi hal tersebut. Saat ini katanya, pihak kampus masih menunggu informasi dari Densus 88 yang lebih lanjut.

Selama ini tidak ada hal-hal yang mencurigakan dari aktivitas mahasiswa maupun dosen, apalagi mengarah ke terorisme. "Saya masih berharap tidak ada akademika yang terlibat dalam terorisme," ujarnya.

BACA JUGA: Densus 88 Masuk Kampus, Fahri: Ini Polri atau Kompeni?

Aan (18) salah seorang mahasiswa saat dijumpai di lokasi mengatakan bahwa, terkait dengan kondisi tersebut, ada mahasiswa yang diamankan dari dalam gedung tersebut. Namun berapa jumlah yang diamankan dia tidak mengetahui secara persis.

"Yang jelas saya lihat ada satu orang. Namanya saya tidak tahu, tapi kalau ciri-cirinya dia berambut gimbal gitu," kata Aan.

Diterangkan Aan, saat itu dia dan teman-teman sejurusan sedang berkumpul di salah satu ruangan, tanpa mereka sadari petugas security menyuruh mereka secepatnya keluar dari gedung. "Nggak tahu apa yang terjadi. Sempat kaget juga," tutur Aan.

Ia mengatakan, temuan itu tepatnya di depan salah satu ruang himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) di lantai dua.

Pantauan Riau Pos, dari hasil pemeriksaan petugas tampak membawa dua tas ransel ukuran sedang, satu kantong plastik besar, tempat cet dan dua godyback merek Pemko Pekanbaru, dibawa dari dalam gedung. (dal/nda/man/cr4/fat)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nafa Urbach Sedih Saat Hari Pancasila, Begini Alasannya


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler