Deolipa Yumara Blak-blakan Menyebut Alasan Polisi Tidak Masuk Akal

Rabu, 31 Agustus 2022 – 16:55 WIB
Deolipa Yumara di Polres Jakarta Selatan, Rabu (31/8). Dia menilai ada ketidakadilan dalam proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J. Foto: Mercurius Thomos Mone/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Bekas pengacara Bhayangkara Dua Richard Eliezer alias Bharada E, Deolipa Yumara menilai ada yang cacat dalam proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Menurut pengacara berambut gondrong tersebut, ada ketidakadilan dalam proses rekonstruksi pembunuhan yang digelar Selasa (30/8) kemarin.

BACA JUGA: Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Komnas HAM: Ya, Memang Ada Perbedaan

"Yaitu tidak diperbolehkannya pengacara korban untuk mengikuti proses rekonstruksi. Padahal pengacara korban punya hubungan hukum dengan kasus tersebut," ujarnya di Polres Jakarta Selatan, Rabu (31/8).

Deolipa Yumara mengatakan, para pengacara Brigadir J tersebut seharusnya boleh menyaksikan langsung tahapan rekonstuksi.

BACA JUGA: Putri Candrawathi Dicium di Sofa, Arman: Isu Perselingkuhan Itu Tak Bisa Dibuktikan

"Persoalannya mereka dilarang oleh Dirtipidum Bareskrim (Brigjen Andi Rian, red) dan ini adalah suatu kecelakaan sejarah, karena sebenarnya rekonstruksi itu boleh dilibatkan untuk umum untuk melihat," ungkapnya.

Dia menambahkan, tidak masuk akal jika alasan polisi membuat larangan tersebut untuk menghindari kerumunan.

BACA JUGA: Mas Nadiem Pastikan Tanpa Serdik, Guru PNS, PPPK & Honorer Dapat Kenaikan Tunjangan

"Kalau persoalannya adalah untuk menghindari kerumunan, bisa dibatasi dan tetap pengacara korban yang memiliki hubungan hukum dengan perkara itu harus dilibatkan," pungkas Deolipa.

Sebelumnya, kuasa hukum keluarga Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Johnson Panjaitan mengungkapkan kekecewaannya setelah tidak diperbolehkan untuk mengikuti rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J, Selasa (30/8).

Menurutnya, penyataan polisi terkait transparansi pengungkapan kasus penembakan Brigadir J belum dibuktikan.

"Jadi, ini wajahnya kelihatan manis, tetapi penuh tipu, ngomong transparan, ngomong ini, ngomong itu, padahal bohong semua," ujar Johnson Panjaitan di Kompleks Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8). (mcr18/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Mercurius Thomos Mone

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler