Dephub Audit Fuel Surcharge

Selasa, 09 September 2008 – 12:07 WIB
JAKARTA - Departemen Perhubungan tak sabar lagi menunggu para maskapai menurunkan fuel surcharge (tarif penyesuaian harga minyak dunia) dengan kesadarannya sendiriUntuk itu, Dephub langsung membentuk tim yang bertugas menilai kewajaran fuel surcharge tiap maskapai.

 “Kami sudah bentuk tim yang dipimpin oleh Tri Sunoko (Direktur Angkutan Udara, Dephub) untuk memeriksa fuel surcharge maskapai,” ujar Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal usai rapat kerja dengan Komisi V DPR kemarin

BACA JUGA: Bumi Putera Gandeng Askrindo

Penegasan tersebut terkait dengan belum turunnya fuel surcharge yang dibebankan oleh maskapai kepada penumpang angkutan udara, meski harga minyak mentah dunia telah turun secara signifikan.

Menurut Jusman, PT Pertamina sendiri telah menurunkan harga bahan bakar pesawat atau avtur
Oleh karena itu maskapai pun harus segera menyesuaikan tarif menyesuaikan dengan penurunan itu

BACA JUGA: Garuda Diminta Turunkan Surcharge

Harga avtur yang pada Agustus lalu mencapai Rp 11.825 per liter termasuk PPn, mulai 1 September sudah turun menjadi Rp 10.021 per liter
“Sudah seharusnya kalau harga avtur turun, maka fuel surcharge juga harus diturunkan,” tegasnya.

Dia melanjutkan, tugas tim yang baru dibentuk tersebut termasuk juga mengkoordinasikan penurunan fuel surcharge dengan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (INACA)

BACA JUGA: Awasi Kontrak Kerja Pertamina dan Medco

Sebelumnya, Menteri Negara BUMN juga mendesak supaya maskapai BUMN, seperti Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines segera menurunkan fule surchargeSayang, Menhub tidak merinci kapan target penurunan fuel surcharge harus dilakukan“Secepatnya lah,” cetusnya.

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengaku akan meng-evaluasi penetapan fuel surcharge oleh perusahanaanya dalam 10 hari kedepanHal itu dilakukan sebagai respon atas berbagi kritik dan dan penegasan para Menteri yang meminta penurunan tarif itu“Insya Allah, dalam 10 hari ke depan, akan ada keputusan ituKita akan lihat apakah avtur yang ditetapkan Pertamina stabil atau tidakKami sih siap saja,” tegasnya.

Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia, Pujobroto menegaskan bahwa biaya yang dikeluarkan Garuda untuk membeli avtur membangka tahun iniJika pada semester pertama tahun lalu pengeluaran perusahaan untuk avtur hanya Rp 1,9 triliun, hingga semester pertama tahun 2008, kebutuhan avtur sudah mencapai Rp 3,2 triliun“Dalam situasi normal, biaya avtur itu mencapai 20-25 persen dari total biaya, tapi sekarang sudah 40-45 persen, “ jelasnya(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun 2009, Pertamina Kurangi Investasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler