Derita Umat Akibat Ulah Pemimpin

AM Fatwa Saat Khutbah di Karebosi

Sabtu, 27 Oktober 2012 – 01:22 WIB
MAKASSAR -- Meski reformasi sudah berbilang belasan tahun, proses demokrasi belum berhasil mewujudkan cita-cita luhur reformasi. Peluang yang terbuka lebar kepada semua orang untuk menduduki jabatan publik, justru menciptakan iklim politik kurang sehat.
   
"Banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Termasuk menggunakan politik uang. Sebagian pemimpin di negeri ini memandang jabatan sebagai komoditas yang bisa ditransaksikan untuk dimiliki, hal inilah yang membuat rakyat menderita," tegas AM Fatwa dalam khutbah Iduladha di Lapangan Karebosi, Jumat (26/10).
   
Saat ini, kata tokoh yang pernah dipenjara oleh rezim orde baru itu, masih banyak rakyat yang berjuang untuk bertahan hidup karena himpitan kemiskinan. Di saat yang sama, perilaku pejabat sangat memiriskan hati. Mereka hidup bergelimang harta, berfoya-foya, dan memburu prestise dengan membeli barang-barang yang tidak diperlukan.
   
Bahkan, ungkap Fatwa, banyak pejabat yang melanggar rambu agama dengan mengonsumsi makanan atau minuman haram dan obat-obatan terlarang. "Mereka (pemimpin) bersikap acuh terhadap masyarakat yang melarat, padahal mereka mendapatkan rezeki dan pertolongan berkat doa-doa orang melarat," tutur Fatwa di depan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin dan Wakil Wali Kota, Supomo Guntur bersama ribuan warga Makassar lainnya.
   
Tokoh pejuang reformasi ini mengatakan bahwa hubungan antara pemimpin dengan rakyatnya saat ini dipisahkan oleh jurang sosial dan dinding birokrasi. Suatu hal yang menurutnya jelas-jelas tidak sesuai dengan cita-cita luhur reformasi.
   
Fatwa didaulat menjadi khatib dalam pelaksanaan salat Iduladha di lapangan yang dulu menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan ini. Sementara yang menjadi imam salat adalah Mursidin Hamid.    

Salat Id Fajar Group
   
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, khusus keluarga besar Fajar Group melangsungkan salat id di Gedung Serba Guna Universitas Fajar (Unifa). Salat id di Jalan Racing Centre/Jl Prof Basalamah ini, tidak hanya diikuti keluarga karyawan Fajar Group, melainkan juga dihadiri, bahkan didominasi oleh warga sekitar.
   
Komisaris Utama PT Media Fajar, HM Alwi Hamu, dan Wakil Direktur Utama, Agus Salim Alwi Hamu, ikut berbaur para jemaah. Keduanya terlihat khusuk mendengarkan khutbah yang disampaikan Dr H Andi Abdul Hamzah.
   
Dalam khutbah berjudul "Urgennya Implementasi Nilai Haji dan Kurban dalam Kehidupan Manusia", Andi Abdul Hamzah menegaskan bahwa hari raya iduladha adalah simbol persatuan umat Islam yang berdasarkan asas kebersamaan yang hakiki, serta asas kemanusiaan yang universal. Itu sebabnya, kata dia, dalam melaksanakan haji, bagi yang melaksanakannya dilarang untuk saling berselisih paham.
   
"Larangan ini memberikan sinyal bahwa Islam memerintahkan kita untuk menjaga keharmonisan kemanusiaan dalam bentuk persatuan dan kesatuan yang kokoh," ujarnya.
   
Wujud keharmonisan inilah yang harus diwujudkan melalui perilaku saling membantu dan berbagi kepada sesama. "Di sinilah dapat kita lihat betapa pentingnya berbagi kepada sesama," tegasnya.
   
Selepas pelaksanaan salat id, langsung dilanjutkan pemotongan hewan kurban, yang dilakukan di pelataran parkir kampus Unifa. Total ada tujuh ekor sapi dan enam ekor kambing yang menjadi kurban jemaah dari Fajar Group ini.
   
Ketua Panitia Kurban, Firdaus Nur mengatakan, sebelumnya telah diberikan berupa kupon kepada warga sekitar. Pembagian daging kurban akan langsung dibagikan kepada warga. "Jadi pasti terbagi rata, karena sudah ada kupon untuk masing-masing penerima," ujar Firdaus Nur.
   
Dari Koopsau II, pelaksanaan salat id yang dipusatkan di lapangan Mako Koopsau juga berlangsung hikmat. Para petinggi TNI AU bersama ribuan masyarakat tampak khusuk mendengarkan ceramah yang disampaikan Dr Ir Fuad Rumi. (kas-yat/min)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Batam, Hewan Kurban Sepi Pembeli

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler