jpnn.com, BOYOLALI - Pertamina terus mendorong inovasi energi baru terbarukan melalui Program Desa Energi Berdikari sebagai upaya menghadirkan energi bersih dan ramah lingkungan
Program ini melatih Kelompok Tani Ternak JSN Cengkir Gading di Dukuh Padokan, Desa Sawahan, Ngemplak, Kabupaten Boyolali untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas yang digunakan sebagai bahan bakar memasak.
BACA JUGA: Optimalkan Kinerja Operasi, Pertamina Komitmen Jaga Ketahanan Energi Nasional
Pelatihan yang dilaksanakan pada Selasa (9/8) lalu itu sebagai bagian dari upaya Pertamina meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus mendorong kemandirian energi desa berbasis energi ramah lingkungan.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengungkapkan program tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitar lokasi operasi Pertamina, khususnya Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Sumarmo yang berada di Kabupaten Boyolali.
BACA JUGA: Raihan Laba Pertamina Perlu Diapresiasi, Meningkat 95 Persen
“Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kami ingin menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat yang ada di sekitar lokasi operasi kami, sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan dan ekonominya, salah satunya kepada kelompok tani ternak yang kami bina melalui program CSR,” ungkap Brasto.
Brasto menjelaskan Pertamina bersama kelompok ternak sapi tersebut telah mengembangkan inovasi energi baru terbarukan dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai biogas untuk bahan bakar memasak.
BACA JUGA: Wujudkan Komitmen Pelestarian Budaya, Pertamina Dukung Pengembangan Sekolah Tari
Sebelumnya bahan bakar biogas hanya mereka operasikan di lokasi ternak saja.
"Namun saat ini kami memberikan pelatihan bagaimana biogas yang dihasilkan dapat dimasukkan ke dalam suatu wadah agar bisa digunakan di rumah masing-masing untuk memasak, yaitu dengan memanfaatkan bekas ban mobil truk yang tidak terpakai,” bebernya.
Menurut Brasto, selain memberikan dampak perbaikan kualitas lingkungan, pemanfaatan bahan bakar biogas tersebut juga mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
“Selain bahan bakar yang lebih ramah lingkungan juga menciptakan penghematan biaya kebutuhan rumah tangga yang semula dibutuhkan untuk membeli bahan bakar untuk memasak,” pungkasnya.
Suranto selaku Ketua Kelompok Tani JSN Cengkir Gading menjelaskan dalam kurun waktu satu terakhir kelompoknya mampu memperoleh penghematan dari penggunaan biogas untuk kebutuhan operasional peternakan setidaknya Rp 144 ribu setiap bulan.
“Ke depan setidaknya 42 anggota kelompok kami akan mulai memanfaatkan biogas ini untuk kebutuhan di rumah tangga kami masing-masing,” jelasnya.
Dia juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pertamina dalam mengembangkan inovasi biogas di peternakannya.
“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada Pertamina atas pelatihan dan bantuan yang kami terima, dengan ini kami dapat menerima tambahan pendapatan melalui penghematan bahan bakar, tidak hanya untuk operasional peternakan tapi juga untuk rumah tangga kami masing-masing,” tutur Suranto.
Hadirkan Energi Bersih dan Ekonomi Berkelanjutan
Brasto menambahkan upaya yang dijalankan dalam program ini untuk menghadirkan energi bersih dan peningkatan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan merupakan wujud dari penerapan komitmen ESG (Environment, Social, Governance) yang dijalankan Pertamina.
“Selain itu program ini juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs)," sebutnya.
Utamanya, lanjut Brasto, pada poin 7 (energi bersih dan terjangkau), poin 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, poin 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), poin 11 (kota dan pemukiman yang berkelanjutan), poin 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), dan poin 13 (Penanganan perubahan iklim). (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi