Desak Pelatnas Jangka Panjang

Bukan Bersifat Insidentil Per Event

Kamis, 20 Februari 2014 – 08:07 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Persiapan multi event dengan sistem rapelan. Ya, begitu yang selama ini dilakukan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) ataupun pihak-pihak terkait lainnya. Bukan hanya untuk ajang level Asia Tenggara, pun demikian untuk multievent level Asia seperti Asian Games 2014 ini.

 

Padahal, pemenuhan jam terbang tidak berhenti dalam satu multievent saja. Apalagi untuk cabor-cabor olimpik seperti renang, atletik, panahan, ataupun angkat besi. Penampilan cabor-cabor itu tidak berhenti sampai Asian Games 2014 ataupun SEA Games 2015, lebih jauh lagi adalah untuk Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Ajang terakhir juga belum ada gaung persiapannya.

BACA JUGA: Garuda Jaya Pertajam Akurasi

Berangkat dari kebutuhan itu, cabor angkat besi pun mendesak dilakukannya pelatnas jangka panjang. Bukan hanya satu atau dua tahun, bahkan hingga lima tahun ke depan. Pun demikian di sisi personelnya, atlet pelatnasnya pun tidak lantas harus bergonta-ganti selama pelatnas digelar.

BACA JUGA: Pellegrini Terancam Sanksi

"Sehingga dari situ kami bisa punya pondasi kuat untuk pelatnas, untuk event apapun," ujar Sekretaris Umum (Sekum) PB PABBSI, Sonny Sakiran, di Jakarta, kemarin (19/2).

Keinginan itu berkiblat dengan apa yang sudah dilakukan negara-negara penguasa olahraga yang bertumpu pada kekuatan itu. Untuk di Asia Tenggara, sebut saja Thailand yang menjadi juara umum di SEA Games 2013 lalu. Pun demikian dengan Tiongkok yang merajai angkat besi dalam Asian Games 2010.

BACA JUGA: Dikalahkan Munchen, Wenger: Kartu Merah Membunuh Permainan

Sonny mengambil contoh Thailand. Pembinaan untuk pelatnas di Negeri Gajah Putih itu berjalan secara berkesinambungan. Bukan hanya latihannya, pun demikian dengan pendanaannya. Sistem itu pun membuahkan hasil dengan meratanya kekuatan lifter Thailand di segala nomor, baik dari sektor putra ataupun putri.

Dalam artian siapapun pelatihnya, Thailand tidak akan kesulitan mencari lapis keberapa yang akan diturunkan dalam satu multievent. "Thailand bisa punya sampai lima lapis dengan materi yang lebih dari kami, sedangkan Indonesia berapa? Satu lapis pun kekuatannya masih belum bisa merata," ungkapnya.

Lantas, apakah PABBSI tidak ada inisiatif untuk menggelar pelatnas berkesinambung itu secara swadaya dengan dananya sendiri?

Sonny menyebut upaya itu lagi-lagi terganjal dengan amunisi alias anggaran dananya. "Kami bisa, tapi ya begitu, karena dana semampunya, kualitasnya pun juga tidak bisa maksimal," pungkasnya. (ren)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wenger Frustasi Usai Dikalahkan Munchen 0-2


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler