PRETORIA--Ada kejutan baru perkembangan kasus pembunuhan Reeva Steenkamp oleh atlet terkenal Afrika Selatan, Oscar Pistorius. Detektif polisi yang juga menjadi saksi memberatkan Pistorius di persidangan, justru tengah dituntut untuk kasus pembunuhan.
Dikutip dari CNN, Kamis (21/2), penyidik polisi Hilton Botha, bersama dengan rekan-rekannya didakwa telah melakukan percobaan pembunuhan pada Oktober 2011 lalu. Meski sudah berlalu hampir empat tahun, kasus ini kembali dibuka oleh pengadilan.
Hilton Botha didakwa melakukan penembakan terhadap sebuah minibus yang ditumpangi 7 orang. Diduga Botha dan kawan-kawannya tengah dipengaruhi minuman keras saat melakukan aksinya tersebut.
"Mereka ditangkap untuk tujuh tuduhan percobaan pembunuhan. Masing-masing satu untuk setiap penumpang minibus," ujar juru bicara kepolisian, Neville Malila.
Botha dan kawan-kawan juga didakwa menggunakan senjata api di bawah pengaruh alkohol. Dalam kasus Pistorius, Botha bertindak sebagai penyidik kepolisian yang memberatkan atlet Paralimpiade itu di pengadilan.
Meski Pistorius mengaku tidak berencana menembak Reeva dan menduganya sebagai penyusup, namun Botha meyakinkan hakim bahwa alibi itu tidak benar.
Botha yakin Pistorius telah dengan sengaja menembak kekasihnya tersebut di malam Valentine 14 Februari lalu. Keyakinan ini didapat, karena ditemukan bukti Pistorius berusaha membuka pintu toilet, dimana Reeva Steenkamp bersembunyi. Reeva Steenkamp akhirnya tewas dengan tiga peluru dari pistol milik Pistorius.
Sementara itu pihak keluarga Pistorius tetap meminta pengadilan untuk memberikan penangguhan penahanan kepada atlet nasional Afrika Selatan itu.
"Dia adalah ikon internasional, yang membuatnya tidak mungkin untuk melarikan diri," kata pihak keluarga pada CNN.
Sebelumnya Botha juga meminta hakim menolak jaminan untuk membebaskan Pistorius, karena yakin kasus tewasnya Reeva Steekamp murni pembunuhan dan bukan salah paham.
Botha mengungkapkan, sebelumnya Pistorius juga telah berurusan dengan polisi karena menggunakan senjata api di tempat umum. Seperti di sebuah restoran Johannesburg dan di sebuah arena pacuan kuda.(afz/jpnn)
Dikutip dari CNN, Kamis (21/2), penyidik polisi Hilton Botha, bersama dengan rekan-rekannya didakwa telah melakukan percobaan pembunuhan pada Oktober 2011 lalu. Meski sudah berlalu hampir empat tahun, kasus ini kembali dibuka oleh pengadilan.
Hilton Botha didakwa melakukan penembakan terhadap sebuah minibus yang ditumpangi 7 orang. Diduga Botha dan kawan-kawannya tengah dipengaruhi minuman keras saat melakukan aksinya tersebut.
"Mereka ditangkap untuk tujuh tuduhan percobaan pembunuhan. Masing-masing satu untuk setiap penumpang minibus," ujar juru bicara kepolisian, Neville Malila.
Botha dan kawan-kawan juga didakwa menggunakan senjata api di bawah pengaruh alkohol. Dalam kasus Pistorius, Botha bertindak sebagai penyidik kepolisian yang memberatkan atlet Paralimpiade itu di pengadilan.
Meski Pistorius mengaku tidak berencana menembak Reeva dan menduganya sebagai penyusup, namun Botha meyakinkan hakim bahwa alibi itu tidak benar.
Botha yakin Pistorius telah dengan sengaja menembak kekasihnya tersebut di malam Valentine 14 Februari lalu. Keyakinan ini didapat, karena ditemukan bukti Pistorius berusaha membuka pintu toilet, dimana Reeva Steenkamp bersembunyi. Reeva Steenkamp akhirnya tewas dengan tiga peluru dari pistol milik Pistorius.
Sementara itu pihak keluarga Pistorius tetap meminta pengadilan untuk memberikan penangguhan penahanan kepada atlet nasional Afrika Selatan itu.
"Dia adalah ikon internasional, yang membuatnya tidak mungkin untuk melarikan diri," kata pihak keluarga pada CNN.
Sebelumnya Botha juga meminta hakim menolak jaminan untuk membebaskan Pistorius, karena yakin kasus tewasnya Reeva Steekamp murni pembunuhan dan bukan salah paham.
Botha mengungkapkan, sebelumnya Pistorius juga telah berurusan dengan polisi karena menggunakan senjata api di tempat umum. Seperti di sebuah restoran Johannesburg dan di sebuah arena pacuan kuda.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Hari Bertahan di Atas Crane
Redaktur : Tim Redaksi