jpnn.com - Instrumen sistem deteksi dini atau early warning system tsunami di wilayah Palu disebut-sebut tak berfungsi usai gempa 7,4 SR pada Jumat lalu (28/9). Usut punya usut, alat yang disebut buoy tsunami itu hilang dicuri.
Merespons hal itu, Presiden Joko Widodo mengatakan pentingnya mengamankan peralatan pendeteksi bencana seperti gempa dan tsunami itu. Dia juga mengimbau agar masyarakat ikut bersama-sama menjaganya.
BACA JUGA: Jumlah Korban Tewas Gempa dan Tsunami Sulteng 1.234 Jiwa
"Kita juga memerlukan kesadaran bersama masyarakat, agar alat-alat seperti itu tidak dirusak atau tidak diambil karena alat ini sangat berguna sekali," kata Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (2/10).
Dia pun telah menginstruksikan supaya masalah ini segera diselesaikan. Peralatan yang rusak harus segera diperbaiki. Kemudian dijaga jangan sampai hilang.
BACA JUGA: Jokowi Instruksikan 4 Prioritas Penanganan Bencana Sulteng
"Saya perintahkan agar alat ini diperbaiki kemudian diawasi dan dijaga karena itu alat yang sangat penting dalam mendeteksi kejadian yang akan terjadi," tambahnya.
Sebelumnya Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, polisi akan mengusut hilangnya buoy tsunami. Sebab, hilangnya buoy membuat sistem deteksi dini tak berjalan.
BACA JUGA: Wiranto: Pembersihan Kota Palu Diupayakan 2 Minggu
“Informasi terkait hilangnya itu (buoy, red) kan Polri baru tahu sekarang. Tentunya kalau hilang ada indikasi pencurian,” kata dia kepada wartawan di Mabes Polri, Senin (1/10).
Polri juga meminta kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membuat laporan ke polisi terkait hilangnya buoy tsunami tersebut.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penjelasan Menkeu soal Sumber Dana Penanganan Gempa Palu
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam