Detik-detik Amukan Ultras, Bakar Gawang, Hanafi pun Ikut Dimaki

Kamis, 08 Juni 2017 – 04:59 WIB
Detik-detik Amukan Ultras, Bakar Gawang, Hanafi pun Ikut dimaki. Tampak sejumlah suporter Ultras saat membakar reklame di tengah stadion Tri DharmaFoto Yudhi/Radar Gresik/JPNN.com

jpnn.com, GRESIK - Aksi Ultras, fans setia Persegres Gresik tak terbendung. Kemarahannya meluap dan dilampiaskan masuk Stadiaon usai kalah 0-2 atas tamunya Persela Lamongan di Stadion Tri Dharma Petrokimia Gresik, Senin (5/6).

Kemarahan itu dilampiaskan karena kecewa atas kekalahan tim kesayangannya Persegres Gresik yang secara beruntun kalah di kandangnya.

BACA JUGA: Sriwijaya FC Harus Kembali Fokus

Ultras menuding bahwa pihak manajemen Persegres Gresik tidak sungguh-sungguh mengelola tim.

Amarah itu dilakukan dengan melakukan pembakaran bil board dan roll paper di dalam Stadion Tri Dharma Petrokimia Gresik. Namun aksi itu tidak melebar karena pihak manajemen berjanji membenahi kualitas klub.

BACA JUGA: Gagal Memetik Poin Penuh di Dua Laga Terakhir Jadi Motivasi SFC

Sementara itu, pihak kepolisian akan menindak pelaku perusakan dan mengevalusi izin kemanan.

Tanda-tanda suporter ngamuk terlihat pada menit-menit akhir. Sekitar 3 ribu ultras yang masih bertahan di dalam Stadion Tri Dharma, sudah memberi sinyal.

BACA JUGA: Raih Tiga Poin dari Persela, The Army Naik ke Peringkat Dua

Menjelang laga berakhir, mereka menyampaikan aspirasinya dengan mengangkat spanduk. Pada saat peluit panjang pertandingan berakhir, serentak suporter turun dari tribun dan memasuki lapangan stadion. Sontak hal ini membuat pihak kepolisian kalang kabut.

Sebanyak 800 personel gabungan Polres Gresik dan Polda Jatim tak menyangka suporter bakal menyerbu ke tengah lapangan.

Melihat kondisi itu, polisi memilih melindungi pemain dan pelatih.

Pihak keamanan ini juga fokus mengamankan kondisi di luar dan pemulangan suporter Persela, LA Mania.

Sementara itu, para suporter yang ada di dalam stadion dibiarkan melakukan pembakaran. Seluruh papan billboard di tepi lapangan, termasuk milik Radar Gresik dibakar ultras.

Tak puas dengan membakar, sebagian suporter mendatangi pelatih dan manajemen. Mereka memaki-maki pelatih Hanafi dan meminta untuk mundur dari posisinya saat ini.

Jika tidak segera mundur dan melakukan perombakan, suporter mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa lagi.

“Kami sudah bayar tiket pertandingan. Tapi, manajemen tidak sungguh-sungguh bekerja,” teriak Muhammad Syafaat.

Manajemen dan juga panitia pelaksana akhirnya bersedia menemui Ultras. Mereka berjanji akan melakukan evaluasi kinerja dan kualitas tim.

Manajemen juga tidak ingin klub kebanggaan orang Gresik turun kasta.

“Kami tidak ingin degradasi. Kami berjanji mendatangkan pemain berkualitas untuk performa klub,” jelas Thoriq Majiddan Nor, mewakili manajemen Persegres di hadapan suporter.

Mendengar komitmen tersebut, perlahan para suporter membubarkan diri. Mereka tidak sampai melakukan aksi anarkis di luar stadion.
Polisi melakukan pengawalan di sepanjang jalur-jalur kepulangan ultras. Sementara itu, api di dalam stadion dapat segera dipadamkan.

“Sudah kondusif lagi dan tidak ada yang diamankan atau ditahan,” ujar Kapolres Gresik, AKBP Boro Windu Danandito.

Alumni Akpol 1998 ini menambahkan, kejadian tersebut tidak sampai merembet di luar stadion. Diakui, karakter suporter Persegres memang tidak anarkis.

Artinya, mereka tidak mau bermusuhan dengan suporter lain. Apalagi dengan pihak kemanan. Kerusuhan memang dikarenakan kekecewaan mereka pada manajemen.

Mantan Kapolres Mojokerto ini menyebutkan, pihaknya sudah menambah jumlah personel keamanan. Ini untuk mengantisipasi adanya keributan antar suporter yang jumlahnya sama-sama banyak.

Namun, dia tidak memprediksi bakal terjadi kerusuhan oleh suporter sendiri.

“Kami sudah menambah personil lebih banyak daripada pertandingan lainnya. Tapi, malam itu memang diluar perkiraan,” tandasnya.

Setelah insiden kemarin, polisi akan rapat kordinasi dengan memanggil manajemen serta panitia pelaksana.

Selain itu, polisi akan menyelidiki aksi bakar-bakar di dalam stadion. Jika nanti ada laporan, bisa saja yang melakukan pengrusakan diproses lebih lanjut.

”Untuk proses izin keamanan pertandingan selanjutnya, kami tunggu hasil sidang Komisi Disiplin,” pungkasnya.

Sementara itu Muhammad Ihwan, Manajer Humas dan Protokol PT Petrokimia Gresik menyebutkan, kerugian insiden Senin malam sekitar Rp 20 juta. “Kami masih menghitung secara rinci hingga saat ini,” ujarnya singkat.

Menurutnya, bukan kerugian dalam bentuk materi yang fokus untuk dibenahi. Kerugian yang paling besar adalah, dampak dari kerusuhan tersebut.

“Dampak secara psikologi tidak kecil, bagi kami sebagai pengelola satu obyek vital nasional,” tutupnya. (bro/fit/ris)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Dua Pilar Andalannya, Persela Tetap Percaya Diri Hadapi PS TNI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler