Detik-Detik Kematian Gilang Endi: Sempat Dibilang Cengeng hingga Diobati Paranormal

Jumat, 19 November 2021 – 02:50 WIB
Polisi sedang melakukan adegan Gilang Endi terkapar saat rekonstruksi oleh penyidik Polesta Surakarta, di Stadion Manahan Solo, Kamis (18/11). Foto : Romensy Augustino/ JPNN.com

jpnn.com, SOLO - Detik-detik kematian Gilang Endi Saputra saat mengikuti Diklatsar Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS, terungkap dalam rekonstruksi yang digelar penyidik Polresta Surakarta, di Stadion Manahan Solo, Kamis (18/11).

Rekonstruksi kasus kematian Gilang Endi yang disaksikan Wakapolresta Surakarta AKBP Gatot Yulianto dan Kasatreskrim AKP Djohan Andika itu menghadirkan dua tersangka, FPJ dan NFM, panitia Diklatsar Menwa UNS.

BACA JUGA: Rekonstruksi Tragedi Menwa UNS, Terungkap Fakta tentang Nasib Gilang Endi, Ngeri

"Untuk sementara, fakta-fakta yang terjadi masih sama seperti sebelumnya," kata AKP Djohan kepada media di sela-sela rekonstruksi itu.

Mengacu data yang disampaikan penyidik dalam tiap adegan yang diperagakan, terungkap Gilang Endi telah meninggal dunia di dalam taksi online saat menuju RS. Moewardi Solo, Minggu, (24/10) malam.

BACA JUGA: Terjadi Hal Aneh saat Sesi Foto Jenderal Andika & Marsekal Hadi, Tawa pun Pecah

Mahasiswa D4 Fakultas Sekolah Vokasi (SV) Prodi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) itu sudah tidak bernapas ketika taksi online melewati Tugu Cembengan.

Dalam adegan rekonstruksi, sehari sebelumnya, Sabtu (23/11), mahasiswa asal Karanganyar, Jawa Tengah itu sudah mengeluhkan fisiknya tidak kuat untuk mengikuti kegiatan diklatsar.

BACA JUGA: Arief Poyuono: Apa Salahnya Prabowo kepada Jokowi Sampai Disuruh Mundur?

Namun, panitia kegiatan yang melakukan pengecekan kesehatan malah mengumpat, Gilang dibilang cengeng. Tak bisa berbuat apa-apa, korban pun tetap mengikuti kegiatan yang konon punya tradisi kekerasan itu.

Selanjutnya, Minggu siang, Gilang hampir terjatuh saat berjalan menuju kampus bersama peserta lainnya seusai mengikuti kegiatan Diklatsar Menwa UNS berupa mountaineering. Beruntung, ada seseorang yang menolongnya.

Sesampainya di kampus, Gilang pun mendapat perawatan dari panitia. Ketika itulah tersangka NFM sempat marah-marah begitu melihat keadaan Gilang. Lantas, dia menanyakan kondisi korban dengan mengatakan kamu kenapa?

Adegan selanjutnya, NFM menelepon salah seorang dosen FKIP UNS bernama Solikin. Tak lama, pengajar itu datang ke kampus. Dia baru pergi lagi setelah kondisi Gilang sedikit membaik.

Pada pukul 18.04, Minggu itu, Solikin kembali menengok keadaan Gilang dan mendapati kondisinya telah stabil sehingga sang dosen pulang ke rumah.

Berikutnya, kondisi anggota Menwa UNS itu kembali memburuk. Saat itu, tersangka NFM sempat bolak-balik menghampiri satpam kampus untuk melakukan persiapan membawa korban ke rumah sakit.

BACA JUGA: Sambil Menangis, Nirina Zubir: Ibu Saya ke Mana-mana Naik Kereta dan Angkot

Dalam rekonstruksi itu juga diketahui bahwa panitia Diklatsar sempat mendatangkan paranormal untuk menyembuhkan Gilang. Usaha itu mereka lakukan lantaran adanya dugaan korban sakit akibat kesurupan.

Pada adegan lain, panitia melihat Gilang kejang-kejang dan makananan yang dimasukkan ke dalam mulut mahasiswa itu dimuntahkan kembali.

Karena kondisinya kian memburuk serta upaya paranormal gagal untuk menyembuhkan, Gilang yang masih bernafas akhirnya dibawa ke rumah sakit menggunakan taksi online.

Namun, nyawa Gilang tidak terselamatkan. Dia meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit itu. (mcr21/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Romensy Augustino

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler