Detik-detik Menegangkan, Ketua Tim Densus 88 Itu...

Jumat, 24 Maret 2017 – 07:30 WIB
Densus 88. Foto: dok jpnn

jpnn.com, PANDEGLANG - Kemarin, Densus 88 Mabes Polri juga menangkap Adi Jihadi. Adik kandung terpidana mati teroris Iwan Rois ini disergap ketika turun dari mobilnya, Toyota Calya warna putih A 1693 FR di Jalan Raya Pandeglang – Labuan, tepat di depan Kantor Desa Bama, Bojong Canar, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang sekira pukul 13.20 WIB, kemarin.

“Adi Jihadi ini pengendali logistik untuk wilayah Asia Tenggara,” tegas Ketua Tim Densus 88 Mabes Polri Ipda Nia Kurnia.

BACA JUGA: Nanang Kosim Diberondong Densus 88, Tamat!

Penangkapan Adi Jihadi dilakukan oleh enam orang anggota Densus 88 yang langsung dipimpin Nia.

Adi Jihadi ditangkap setelah empat anggota Densus 88 menembak mati Nanang Kosim.

BACA JUGA: Mayat Terduga Teroris Sudah di RS Polri, Nih Fotonya

Keenam anggota satuan elite anti teror Polri itu sempat menunggu Adi Jihadi di pinggir Jalan Perintis Kemerdekaan, Caringin, Kabupaten Pandeglang, selama sekira empat jam.

Tempat tim kecil Densus 88 menunggu, sekira 50 meter dari Ponpes Al-Bayan dan sekira 10 meter dari Hotel Caringin.

BACA JUGA: Terduga Teroris Nanang Ternyata Pengajar Teknik Senjata

Sementara, rumah Adi Jihadi berada di belakang sebuah warung nasi yang berada di pinggir Jalan Perintis Kemerdekaan dari arah Carita menuju Labuan.

Radar Banten (Jawa Pos Group) yang menyaksikan langsung penyergapan, tidak melihat ada kehebohan warga sekitar dengan kedatangan tim Densus 88.

Tim kecil membaur dengan warga sekitar. Ada yang nongkrong bersama tukang ojek dan ada yang nongkrong di warung kopi kecil.

Bukan hanya itu, seperti yang menembak mati Nanang Kosim, pakaian yang dikenakan dan penampilan tim ini juga tidak mencirikan anggota Polri.

Rata-rata, mereka hanya berkaus oblong, bercelana pendek, dan sandal jepit. Mereka ada yang berambut gondrong, bahkan mohawk.

“Target (Adi Jihadi-red) masih di rumahnya, sengaja tidak kita tangkap. Untuk menghindari dampak psikologis keluarga dan tetangganya,” ujar Nia.

Warga sekitar baru sedikit heboh ketika Adi Jihadi keluar menuju Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, menggunakan mobilnya. Enam anggota Densus 88 langsung bergerak cepat mengikutinya.

Nia yang mengendarai sepeda motor seorang diri langsung menabrak tubuh Adi Jihadi begitu turun dari mobilnya.

Tersangka yang memiliki alamat Perumahan Cipunten Agung, RT 04 RW 006, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, itu kemudian dibekuk oleh anggota tim yang lain.

Peristiwa di depan Kantor Desa Bama, Bojong Canar, Kecamatan Pagelaran, ini sempat mengundang dan menggemparkan warga sekitar.

Nia sampai melepas tembakan ke udara karena warga sekitar seperti hendak menolong Adi Jihadi.

“Adi Jihadi membawa uang tunai 40 juta rupiah. Dia memang mau menemui lurah di sana untuk bisnis batu bara,” jelas Nia.

Total barang bukti dari tangan Adi Jihadi ada 38 jenis.

Sebelumnya, 16 anggota tim Densus 88 yang ditugaskan untuk menangkap targetnya, telah menangkap Mulyadi, pada pukul 08.15 WIB.

Dia disergap ketika mengendarai sepeda motor Yamaha Mio hitam Z 2499 MF di Jalan Raya Labuan - Cisata.

Mulyadi tidak melakukan perlawanan ketika disergap di depan MAN Kananga, Kecamatan Cisata.

Nia menegaskan, kelima tersangka ditangkap karena ikut pelatihan militer di Filipina bersama kelompok Abu Sayyaf pada pertengahan 2016.

Sementara, Adi Jihadi terlibat serangan bom Thamrin, Jakarta, serangan bom Gereja Oikumene, Samarinda.

Setu pekan sebelum serangan bom Gereja Oikumene, Adi Jihadi bertemu dengan Suryadi Masud alias Kahar Muzakar. (don)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dor, Satu Terduga Teroris Tewas di Cilegon


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler