jpnn.com, CIANJUR - Akibat digigit ular, Yayan Sopyan (56) warga Kampung Nagrak Wetan Rt1 Rw11 Desa Limbangansari, Cianjur, meninggal dunia.
Pecinta hewan reptil atau Talen Animal Indonesia, Dede Inoen bersama warga sekitar menelusuri area pesawahan untuk menangkap ular tersebut.
BACA JUGA: Kesaksian Warga: Kekasih Editor Metro TV Tak Terlihat Sedih Saat Olah TKP
Ketua Rt 1 Rw 11 Kampung Nagrak Wetan, Jujun mengungkapkan, beberapa warga mengaku resah dengan kejadian tersebut. Sehingga dengan kedatangan pihak yang mengerti tentang hewan melata tersebut.
“Iya warga khawatir dan resah dengan keberadaan ular yang sudah memakan korban jiwa, jadi warga turut terbantu,” ujarnya.
BACA JUGA: Saksi Kunci Kasus Pembunuhan Editor Metro TV Dipanggil Polisi Lagi, Ada Titik Terang?
Penelusuran yang dilakukan sejak pagi tersebut, warga hanya menemukan kulit ular yang sudah berganti.
“Ini tadi ditemukan dekan pohon besar yang ada di tengah sawah, kami gali juga tanahnya siapa tau ada ular tersebut,” terangnya.
BACA JUGA: Seorang Pemuda Warga SAD Tewas Dililit Ular Piton, Kondisinya Mengenaskan
Sementara itu, Talen Animam Indonesia, Dede Inoen mengatakan, selain untuk mendapatkan ular yang diduga ular kobra jawa tersebut, pihaknya pun memberikan edukasi mengenai penanganan ular dan penanganan pertama saat tergigit.
“Saya mengimbau kepada masyarakat agar menghindar dari gigitan ular dan memberikan edukasi saat penanganan pertama ketika digigit ular seperti melakukan pen agar menghindari aliran racun ke jantung,” tuturnya.
Lanjutnya, perihal meninggalnya Yayan, ada faktor keterlambatan salam melakukan penanganan pertama setelah tergigit.
“Masalah keterlambatan dalam penanganan saat tergigit ular bisa menjadi salah satu faktor almarhum meninggal, selain itu faktor usia korban juga berpengaruh. Ular yang berbisa boleh dibunuh tapi untuk ular yang tidak berbisa itu membantu petani,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati. Pasalnya, lokasi dalam zona merah ular atau habitat kobra jawa dengan level bisanya yang berbahaya.
“Saat ini musim kawin, ular pun lebih agresif dan ukurannya besar. Rencananya kami akan lanjut besok,” tutupnya. (kim/radarcianjur)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti