Detik-detik Perempuan Ini Mengancam Lewat TikTok, Begini Jadinya

Selasa, 07 September 2021 – 22:59 WIB
Penampakan SW (kiri) tersangka kasus tindak pidana ancaman kekerasan di media elektronik saat dihadirkan dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (7/9). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jajaran Polda Metro Jaya bergerak cepat mengungkap kasus tindak pidana kekerasan melalui media elektronik di TikTok.

Seorang perempuan berinsial SW ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

BACA JUGA: Detik-detik Puluhan Calon Bintara TNI AD Disidang, Telanjang Dada

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan kasus tersebut bermula dari adanya postingan di TikTok pada akun milik pelapor berinisial S pada 19 April 2021 lalu.

Namun, tersangka merasa tidak terima dengan postingan pelapor tersebut.

BACA JUGA: Berita Terkini dari Satgas Covid-19 Terkait Syarat Perjalanan

“Tersangka yang kami amankan ini merasa tidak terima dengan adanya beredar di akun pelapor. Kemudian ada satu kalimat ancaman kepada pelapor kalimatnya cukup panjang,” kata Yusri saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (7/9).

Singkat cerita, setelah polisi melakukan penyelidikan, selanjutnya mengamankan pelaku di Sulawesi Utara.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Bursa Calon Panglima TNI Pengganti Marsekal Hadi

“Hasil penyelidikan memang memenuhi unsur-unsur di Pasal 335 KUHP juncto Pasal 29 UU ITE. Kami amankan di daerah Sulawesi Utara," ujar Yusri.

Kendati demikian, jelas Yusri, kasus tersebut diupayakan untuk diselesaikan dengan cara mediasi.

"Mudahan-mudahan nanti ada kesepakatan (pelapor dan tersangka, red) karena ini ancaman melalui medsos (TikTok). Kami ke depankan restorative justice," ucap Kombes Yusri.

Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 itu menegaskan, pelapor dan tersangka sebenarnya tak ada hubungan sama sekali.

Adapun, dalam postingan TikTok itu merupakan keponakan pelapor.

Namun postingan tersebut tak diterima oleh sih tersangka sehingga menyampaikan kalimat ancaman terhadap pelapor.

"Yang disampaikan (tersangka) tidak wajar ada bentuk ancaman cukup keras. Pelapor ini tidak menerima sehingga dilaporkan ke Polda Metro Jaya,” tutur Yusri Yunus.(cr3/jpnn)


Redaktur : Friederich
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler