jpnn.com, SAMARINDA - Darah mengalir dari tubuh Edi Wijayansyah (19) yang tergeletak di Kompleks Perumahan Keledang Mas, Jalan Bung Tomo, Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang, Minggu (11/11) malam.
Remaja bertubuh kurus itu merupakan korban penganiayaan. Nahas, nyawanya tak tertolong saat dilarikan ke RSUD Inche Abdoel (IA) Moeis.
BACA JUGA: Gara-Gara Dipelototi, Bambang Nekat Bunuh Pak Mudori
Musababnya, korban disebut-sebut mengganggu bahtera rumah tangga Zainal (18) dan Dea Safitri (19). Hingga membuat Zainal gelap mata, menghabisi nyawa mantan kekasih istrinya tersebut.
Dea adalah mantan kekasih Edi sebelum menikah dengan pelaku. Sejak beberapa bulan terakhir, Zainal kerap mencium gelagat tak benar istrinya. Dugaannya tepat. Perempuan yang belum lama dinikahinya itu rupanya masih menjalin komunikasi dengan Edi.
BACA JUGA: Suami Istri Tewas Berlumur Darah, 2 Anaknya Dibekap
Sebelum kejadian, handphone (HP) Dea pun dipegang Zainal. Pelaku mengatur siasat. Memancing korban untuk bertemu dengan cara berkomunikasi melalui media sosial (messenger). Edi tak menyadari, yang diajak bertemu itu adalah suami mantan kekasihnya.
Dari mulut rekan korban, Rohit Saputra (19), Edi memintanya untuk menemani ke Kompleks Perumahan Keledang Mas. “Katanya mau ambil uang,” sebut Rohit. Rohit menyanggupi. “Sekitar pukul 20.00 Wita,” sambungnya. Keduanya bergegas menuju lokasi. Menggunakan Yamaha Mio KT 6183 RH, korban sendiri yang mengemudikan motor tersebut.
BACA JUGA: Satu Keluarga di Pondok Melati Dibunuh
Namun, pria yang kini menjadi saksi itu diturunkan di depan gerbang kompleks perumahan. Setelahnya, dia tak mengetahui peristiwa mengenaskan yang terjadi pada rekannya tersebut.
Hampir dua jam korban tak kunjung keluar, Rohit pun menyusul. Di rumah pertama, dia melihat sepeda motor korban. “Nah, saya lihat almarhum (Edi) sudah tergeletak, posisinya telentang di atas rumput dengan ceceran darah di samping sepeda motornya,” ucapnya saat memberikan keterangan kepada polisi. Dia lantas mencari bantuan. Memberitahukan kepada beberapa rekannya untuk segera ke lokasi kejadian.
Oleh rekan-rekan, korban lantas dibawa ke RSUD IA Moeis. Kebetulan, saat melintas ada mobil patroli polisi, dan meminta pertolongan. Nahas, nyawa Edi tak tertolong. Tiga tusukan di tubuh korban membuatnya banyak kehabisan darah. Punggung kiri, perut kanan hingga tembus, dan sayatan di tangan kanan.
Ditemui di Polsek Samarinda Seberang, Zainal mengaku tak berniat membunuh korban. Hanya memberikan “pelajaran”. “Sudah diingatkan beberapa kali, tapi masih saja mengganggu,” sebutnya. Sejak mengatur siasat bertemu dengan korban, pisau sepanjang sekitar 50 sentimeter sempat disimpannya di pinggang.
Sebelum pertumpahan darah itu terjadi, Zainal sempat ragu-ragu. “Saya tanya, kamu Edi? Dijawabnya bukan,” ujarnya kepada polisi.
Namun, tak ada orang lain selain korban di lokasi, membuat pelaku yakin orang yang ada di hadapannya itu adalah yang mengganggu rumah tangganya.
Diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Samarinda Seberang Iptu Dedi Setiawan, polisi meringkus pelaku di kediamannya. “Sekitar pukul 03.00 Wita tadi (Senin, red),” jelasnya. Disebut perwira balok dua tersebut, motif dasarnya masih sebatas cemburu. (*/dra/rsh/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Achmad Mudori Meninggal, Ada Balok Berpaku di Dekat Mayatnya
Redaktur & Reporter : Soetomo