jpnn.com - PEKANBARU - Hingga saat ini, pemberkasan 432 honorer K2 di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru yang akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) belum rampung. Inilah yang menjadi sorotan anggota DPRD Pekanbaru.
”Bagaimana dia (Kepala BKD, red) mau mengurus ribuan pegawai yang lain, kalau 432 honorer K2 ini tidak selesai-selesai dikerjakan. Jika begini sebaiknya mundur saja dari BKD itu," tegas Anggota DPRD Pekanbaru, Jhon Romi Sinaga dilansir Riau Pos (Grup JPNN.com), Kamis (26/2).
BACA JUGA: Sempat Kosong 3 Bulan, KPU Papua Barat Punya Komisioner Baru
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, dampak dari tidak selesainya kelengkapan berkas ini membuat nasib para honorer K2 terkatung-katung. Sementara mereka sudah sangat berharap segera diangkat menjadi CPNS dan mendapatkan nomor induk pegawai (NIP).
”Kami dapat informasi dari 432 berkas K2 itu baru 225 yang sudah lengkap dan saat ini menunggu proses mendapatkan NIP di BKN, sementara sisanya entah kapan mau diselesaikan. Perlu berapa lama kelengkapan berkas ini bisa diselesaikan BKD? Bohong saja BKD ini," tegas anggota Komisi III ini.
BACA JUGA: Gagas Pansus Danau Toba
Disampaikan Romi juga, dari proses awal dimulainya usulan K2 yaitu akhir November 2014, dan kini sudah memasuki akhir Februari 2015, BKD belum juga bisa menyelesaikan.
”Apa kerja BKD itu, serius tidak mau mengurus pengangkatan honorer ini. Tentu menjadi pertanyaan kami di Komisi III dan saya secara pribadi. Dan harus dipikirkan juga oleh BKD efek dari berlama-lama proses ini tentu akan merugikan pemerintah kota sendiri," sebutnya.
BACA JUGA: Ditolak RSUD, Pasien Dibiarkan di Mobil Hingga Meninggal
Terkait masalah ini, Romi juga minta kepada Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT untuk mengevaluasi BKD Pekanbaru ini.
”Ini tentu secara tidak langsung merusak imej wali kota yang selama ini disebut-sebut peduli dengan tenaga honorer ternyata oleh bawahannya malah tidak serius dikerjakan, evaluasi itu Pak Wali," harapnya.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jurus Banyuwangi Redam Fluktuasi Harga Beras
Redaktur : Tim Redaksi