jpnn.com, JAKARTA - Data BPJS Kesehatan mencatat beban pembiayaan penyakit tidak menular mencapai Rp24,1 triliun di 2022, naik dibandingkan tahun 2021 di angka Rp17,9 triliun.
Selain itu, data Bank Dunia menunjukkan total pembiayaan kesehatan mandiri (Out of Pocket Health Expenditure) Indonesia mencapai 34.76%, jauh di atas rekomendasi WHO sebesar 20%.
BACA JUGA: Fasilitas Industri Alat Kesehatan Dexa Group Beroperasi, Menkes Optimistis Masuk Pasar GlobalÂ
"Masyarakat perlu diedukasi pentingnya skrining kesehatan untuk deteksi dini risiko penyakit," kata Presiden Direktur PT Dexa Medica, Hery Sutanto, Senin (22/7).
Sejalan hal itu Dexa Medica bekerja sama dengan mitra rumah sakit, klinik dan apotek menggelar skrining penyakit kronis bertajuk 'Cek Segitiga'.
BACA JUGA: Dexa Medica Meraih Halal Award dari LPPOM MUI
Kegiatan ini memeriksa hipertensi, kolesterol, dan diabetes masyarakat secara gratis dan digelar di enam kota dengan target lebih dari 2.000 pasien.
Rangkaian acara ini digelar dalam rangka menuju HUT ke-55 Dexa Medica. Untuk Cek Segitiga di Jakarta, Dexa Medica menggandeng RS Abdi Waluyo, aplikasi GoApotik, dan telemedicine dkonsul, hingga olahraga pound fit bersama dengan Stimuno Forte.
BACA JUGA: Radikal Bebas Picu Penyakit Kronis & Penuaan Dini, Atasi dengan Cara Ini
"Kegiatan ini juga sebagai upaya edukasi ke masyarakat untuk hidup sehat. Dexa juga akan menggandeng lebih dari 1.000 apotek dan klinik, untuk program edukasi dan skrining kesehatan ini," imbuhnya.
Corporate Affairs Director Dexa Group, Tarcisius Tanto Randy menjelaskan, program 'Cek Segitiga' dirancang untuk memberikan layanan skrining penyakit kronis dan konsultasi gratis kepada masyarakat.
Program ini mencakup 3 pemeriksaan utama, yakni tekanan darah, gula darah sesaat, dan kolesterol dalam 3 tahapan (skrining, konsultasi, serta edukasi).
"Sejalan dengan upaya skrining kesehatan ini, harapannya dapat menurunkan prevalensi penyakit tidak menular dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan," ucapnya.
Dokter RS Abdi Waluyo, dr. Armand Achmadsyah mengungkap bahwa warga dengan kolesterol tinggi tak hanya yang lanjut usia saja. Namun, ada juga yang usianya masih muda.
"Memang statistiknya sendiri enggak cuma pasien-pasien yang sudah tua, bahkan ada yang 24 tahun itu kolesterolnya sudah tinggi," sambung dr. Armand.
Armand menganjurkan perubahan gaya hidup untuk menurunkan kolesterol. Setelah gaya hidup dan pola makan diubah namun angka kolesterol masih tinggi, barulah dilakukan terapi pengobatan.
"Skrining kesehatan sangat penting karena dengan skrining, jadi tahu mana kelompok berisiko dan mana yang sehat. Skrining harus dilakukan secara berkala," jelasnya.
Brand Stimuno yang merupakan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) fitofarmaka berbahan baku meniran, juga mendorong gaya hidup sehat dengan menggelar olah raga poundfit yang saat ini sedang digemari masyarakat. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad