jpnn.com, JAKARTA - Dexa Group membangun fasilitas industri alat kesehatan pertamanya melalui PT Deca Metric Medica.
Dengan dibangunnya fasilitas industri itu, Indonesia mampu menyediakan produk alat kesehatan pembalut luka atau wound dressing yang kebutuhannya berada di urutan ke-5 alat kesehatan paling banyak ditransaksikan dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah (LKPP).
BACA JUGA: Dexa Group & Pemprov Sumsel Berkolaborasi Tekan Angka Stunting
Fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica itu resmi beroperasi.
Ini setelah diresmikan Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, yang didampingi Pimpinan Dexa Group Ferry A. Soetikno, dan Direktur Utama PT Medela Potentia Krestijanto Pandji di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (21/12).
BACA JUGA: Dinyatakan Aman dari Etilen Glikol, Obat Sirop Dexa Group Bisa Dikonsumsi
Menkes Budi Sadikin mengapresiasi peresmian fasilitas produksi alat kesehatan PT Deca Metric Medica yang dapat mendukung ketahanan kesehatan nasional.
Menurut dia, ada 10 alat kesehatan yang paling banyak digunakan di Indonesia berdasarkan data e-Katalog di 900 rumah sakit pemerintah.
BACA JUGA: Turunkan Angka Stunting, Dexa Group Gandeng BKKBN, Polri & Bidan
Lima terbanyak di antaranya, yaitu alat suntik, infus set, sarung tangan, Iv Chateter, dan kasa atau pembalut luka.
Menkes mengapresiasi PT Deca Metric Medica yang telah memproduksi pembalut luka.
Dia kemudian menyebut volume penjualan wound dressing di Indonesia bisa mencapai Rp 300 miliar per tahun.
Selain itu, alat kesehatan ini juga merupakan barang habis pakai yang terus digunakan di fasilitas kesehatan.
"Saya yakin yang namanya wound dressing (pembalut luka) itu dipakai di seluruh dunia, kami bukakan ke UNICEF," ungkap Menkes Budi dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (22/12).
Menteri Budi mendukung alat kesehatan dalam negeri selain untuk memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga bisa diekspor ke mancanegara.
Pemerintah akan memfasilitasi produksi dalam negeri untuk terserap di pasar global.
Tujuannya agar lebih banyak produksi dalam negeri berkualitas yang operasionalnya bagus, sehingga kalau ada pandemi lagi kita siap.
"Kami bantu supaya masuk ke level internasional supaya mereka bisa punya selling power, economic scale yang lengkap," ujarnya.
PT Deca Metric Medica yang berdiri di atas lahan 6.000 meter persegi dan bangunan seluas 4.800 meter persegi ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan produk impor alat kesehatan Indonesia.
Menurut laporan kinerja semester I 2023 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, transaksi alat kesehatan Nasional melalui e-katalog pada 2019-2020 masih didominasi produk impor yang mencapai 88 persen.
Data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) mencatat pasar alat kesehatan Indonesia tahun 2020 sebesar Rp 49,7 triliun setara dengan 0,7 persen pasar alat kesehatan global.
Namun, neraca perdagangan alat kesehatan dalam negeri masih mengalami defisit Rp 23,8 triliun dengan nilai ekspor Rp 16,3 triliun dan impor sebesar Rp 40,1 triliun.
Ferry Soetikno mengungkapkan Dexa Group membangun fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica sebagai langkah nyata dukungan perusahaan terhadap visi pemerintah dalam mencapai kemandirian kesehatan nasional.
"Kami berkomitmen untuk mendukung transformasi sistem ketahanan kesehatan dengan memberikan kontribusi maksimal dalam penyediaan alat kesehatan berkualitas untuk masyarakat,” kata Ferry Soetikno .
Fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica yang dibangun sejak 2020 dan memulai produksi pada Januari 2023, telah mendapat sertifikasi Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dari Kemenkes dan produk-produknya telah masuk dalam e-katalog sektoral Kementerian Kesehatan.
PT Deca Metric Medica fokus memproduksi alat kesehatan untuk pembalut luka yang menjadi salah satu alat kesehatan paling banyak dibutuhkan di Indonesia.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mencatat, pembalut luka atau wound dressing berada di urutan kelima produk alat kesehatan paling banyak dibeli di Indonesia pada 2022 setelah alat suntik, infus set, sarung tangan bedah, serta kateter.
PT Deca Metric Medica kini telah memproduksi sejumlah alat kesehatan seperti Stardec DecaFix, Stardec DecaMed, Stardec DecaPore, Stardec DecaCare.
Perusahaan itu juga memproduksi plester pelindung luka dengan bahan bebas latex dan aman untuk kulit sensitif, yakni plester untuk anak, Stardec DecaPlast Character Zoo Party dan plester anti air, Stardec Decaplast Waterproof.
“Teknologi dan mesin yang kami miliki merupakan teknologi terkini, sehingga dapat menghasilkan kualitas produk yang baik dan efisien dalam produksinya,” tambah Krestijanto Pandji.
Fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica dibangun dengan konsep modular, yaitu dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan produksi.
Berbagai produk berkualitas yang diproduksi di fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica dipasarkan oleh PT Djembatan Dua dan didistribusikan oleh PT Anugrah Argon Medica, dua entitas anak usaha Medela Potentia Group. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejar Target Penurunan Stunting, BKKBN Berkolaborasi dengan Dexa Group
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad