jpnn.com - JAKARTA - Partai-partai terus bergerak menatap pilpres 9 Juli nanti. Termasuk Partai Demokrat, meski terkesan lambat. Kemarin (26/4) Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumpulkan 33 pimpinan DPD se-Indonesia untuk menjaring aspirasi dalam pilpres.
Pertemuan yang dilaksanakan tepat sehari sebelum kegiatan debat terakhir konvensi capres PD itu dilaksanakan di kediaman SBY, Cikeas, Bogor. “Ketua umum (SBY, Red) dalam memutuskan permasalahan biasa melakukan brainstorming. Kali ini meminta pandangan DPD,” kata Ketua Harian DPP PD Syarief Hasan setelah pertemuan tadi malam
BACA JUGA: Kecurangan Pileg Sudah Taraf Menyeramkan
Dia lalu memaparkan, aspirasi DPD yang muncul saat itu beragam. Namun, setidaknya ada tiga arus utama yang mengemuka. Yaitu, Demokrat akan gabung ke salah satu capres yang ada, membentuk poros koalisi sendiri, atau akan mengambil posisi di luar pemerintahan. “Hampir berimbang semua dari tiga itu dan Pak Ketua Umum mencatat semua,” ujarnya.
Meski demikian, menteri koperasi dan UKM tersebut menolak memerinci DPD mana saja yang mendorong opsi tertentu. Sebab, dia mengaku, aspirasi para pimpinan DPD masih tersebar pada semua pilihan. “Pokoknya berimbang dan dicatat semua,” tegasnya.
BACA JUGA: Rekapitulasi Sumatera Ditarget Beres Tiga Hari
Saat memberikan keterangan tersebut, Syarief didampingi Sekjen DPP PD Edhie Baskoro Yudhoyono, Waketum DPP PD Jhonny Allen Marbun, serta Wasekjen DPP PD Andi Nurpati. Direktur Eksekutif DPP PD Toto Riyanto juga menyertai.
Lalu, bagaimana posisi para peserta konvensi terkait dengan tiga opsi yang berkembang? Syarief tidak menjawab secara gamblang. Dia hanya menyatakan bahwa semua segera terjawab. “Segala sesuatu dalam proses ke depan mungkin terjadi,” ujarnya.
BACA JUGA: Rekap Suara di LN Molor, KPU Ogah Disebut Lamban
Para peserta konvensi capres PD memang mau tidak mau kembali harus bersabar menunggu. Sebab, penetapan secara resmi pemenang konvensi baru diagendakan untuk diumumkan pertengahan Mei nanti atau hari-hari menjelang masa pendaftaran capres-cawapres 18-20 Mei 2014.
Di tempat terpisah, Sekretaris Komite Konvensi Suaidi Marasabessy mengungkapkan, tiga lembaga survei yang khusus di-endorse komite untuk mengukur elektabilitas terakhir peserta konvensi baru mulai turun ke lapangan besok (28/4). Hasilnya diperkirakan keluar pada akhir pekan pertama Mei 2014.
Tahap tidak berhenti di situ. Masih ada tahap berikutnya yang juga harus dilalui. Hasil survei tiga lembaga akan dievaluasi dan dianalisis lebih dulu oleh tim audit lembaga survei yang telah direkrut dari kalangan independen.
“Baru sekitar 13 Mei mendatang hasil tim audit dibawa ke komite, lalu ke majelis tinggi,” jelas Suadi saat konferensi pers di Sekretariat Komite Konvensi, kemarin.
Sejak hari pertama setelah pileg 9 April lalu, partai-partai terus mengintensifkan komunikasi-komunikasi politik terkait dengan agenda pembentukan koalisi. PDIP yang siap mengusung Jokowi sebagai capres, misalnya, bahkan telah berhasil menggandeng Partai Nasdem untuk berkoalisi. Dua poros koalisi lainnya, Gerindra dan Golkar, kini juga terus intens mendekati partai-partai lain untuk diajak bergabung.
Upaya ekstra partai yang siap mengusung capres untuk membangun poros koalisi tersebut bisa dimaklumi. Sebab, jika didasarkan setidaknya pada hasil penghitungan cepat, diperkirakan tidak ada satu pun partai yang bisa memenuhi syarat presidential threshold 25 persen suara sah nasional atau 20 persen kursi di parlemen. Artinya, dari 10 partai yang diperkirakan lolos ke Senayan, semua harus membentuk koalisi untuk bisa mengajukan capres-cawapres.
Tidak terkecuali Demokrat. Partai berlambang Mercy itu diperkirakan hanya mengoleksi sekitar 9,8 persen suara. Lebih lanjut, jika benar ingin membangun poros koalisi sendiri, Demokrat masih harus menggandeng minimal 2-3 partai lagi untuk bisa mengajukan capres yang diambil dari pemenang konvensi.
“Tentu saja ketetapan (konvensi) nanti disampaikan kepada publik dan disesuaikan dengan perkembangan politik terakhir. Sebab, koalisi itu tidak bisa hanya satu parpol,” imbuh Suaidi.
Terkait dengan pelaksanaan debat terakhir hari ini, politikus purnawirawan jenderal bintang tiga itu menyatakan bahwa secara umum konsepnya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan debat di kota-kota sebelumnya. “Hanya durasi waktunya yang akan sedikit kami panjangkan, menjadi sekitar 4 jam,” katanya.
Sementara itu, SBY, tampaknya, tidak segan lagi untuk membuka peluang berkomunikasi dengan PDIP. Melalui akun YouTube miliknya, orang nomor satu di Indonesia itu mengungkapkan keinginannya untuk menjalin komunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dia menyatakan, komunikasi tersebut mungkin dilakukan sepanjang berlangsung baik serta menyangkut kepentingan bangsa dan negara. “Terlebih ketika kita sedang memikirkan siapa pemimpin bangsa yang akan datang, maka komunikasi seperti itu diperlukan,” ungkapnya.
SBY melanjutkan, selama sepekan terakhir, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan banyak pihak. Di antaranya, para pemimpin partai politik serta tokoh-tokoh nasional. Dia menuturkan, mereka datang untuk mendengar pikiran dan pandangan pihaknya. Begitu pula sebaliknya. “Tidak harus bersatu dalam satu kubu. Tetapi, paling tidak kita semua menyadari bahwa diperlukan kebersamaan,” tutur SBY. (dyn/ken/c5/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Kuasai Pantura, Disusul PKB
Redaktur : Tim Redaksi