Di Balik Jeruji Lapas Sorong: Makan 3 Kali Sehari Menu ala Restoran

Kamis, 07 Januari 2016 – 07:51 WIB
Beberapa narapidana yang bertugas memasak di dapur menyiapkan menu makanan untuk makan malam teman-temannya di Lapas Kelas II B Sorong, Selasa (5/1). Foto: Fauzia Muhammad/Radar Sorong

jpnn.com - SORONG - Lembaga Permasyarakatan (lapas) sudah tidak terlalu identik dengan sesuatu yang mengerikan. Banyak lapas saat ini sudah benar-benar menjadi tempat binaan para narapidana, seperti hidup di dalam sebuah lingkungan kecil.

Lapas Kelas IIB Sorong misalnya. Kondisi di lapas ini sudah cukup enak kerena kehidupan mereka di lapas terjamin. Salah satunya soal makan yang teratur. Kalapas Kelas IIB Kota Sorong Maliki mengatakan, bahwa pada tahun 2016 ini para napi juga tahanan, berjumlah 339.

BACA JUGA: Syukurlah.. Air Bersih Sudah Mengalir

"Di antaranya napi laki-laki berjumlah 245 orang, perempuan berjumlah 10 orang. Untuk tahanan berjumlah 87 orang yaitu tahanan laki-laki berjumlah 80 orang sedangkan tahanan perempuan berjumlah 7 orang," tuturnya, seperti dikutip dari Radar Sorong, Kamis (7/1).

Sehingga untuk dana konsumsi tahun 2016 dari pusat dalam hal ini APBN sebesar Rp 1,4 miliar. Jika dihitung dengan jumlah napi, maka rata-rata per orang diberi budgetnya makan Rp 17.000 untuk 3 kali makan. 

BACA JUGA: 12 Kepala Daerah Terancam tak Gajian

KA Ur Kepegawaian dan Keuangan Lapas Kelas IIB Kota Sorong Arsad Sohilauw mengakui, jika anggaran untuk jatah makan para napi itu sangat kurang.  

Tahun 2015, pihaknya kekurangan dana untuk jatah makan napi, akibatnya harus memiliki hutang pada pihak ketiga. Karena alokasi dana Rp 1,2 miliar untuk jumlah napi 220 orang masih kurang, Lapas berhutang dengan pihak ketiga dalam hal ini penyedia bahan makanan. 

BACA JUGA: Rayakan Setahun jadi Polri, 3 Polwan Cantik Mabuk Miras sampai Teler

Untuk tahun 2016 ini, alokasi dananya Rp 1,4 miliar dengan jumlah napi 269. Jumlah napi yang dihitung itu berdasarkan penyusunan RAKKL, sehingga menjadi patokan dari kementerian. Padahal saat ini jumlah napi sudah bertambah menjadi 339 orang. 

"Kami juga sudah ajukan ke kementrian terkait hutang di tahun 2015 dan untuk tahun 2016 sudah kami ajukan lagi untuk penambahan dana tetapi belum direspon oleh kementrian. Saya berharap agar kami tidak ada hutang nantinya,” ujarnya

Setiap harinya menu makanan bagi para napi selalu berubah. Menurut Kalapas, pelayanan lapas pada warga binaan dalam hal ini untuk makanan sangat diperhatikan. 

“Kami punya jadwal makan dan daftar menu yang setiap hari diganti-ganti dan itu sudah ditentukan memang, seperti ikan, ayam, daging, tahu tempe juga ada buah dan sayur yang berbeda-beda. Intinya setiap hari 3 kali makan, pagi, siang dan malam dengan daftar menu yang berbeda setiap harinya,” ujarnya.

Herman Velali (37) warga binaan sekaligus yang dipercaya memasak di dapur lapas mengatakan jika dia bangga dipercaya untuk melakukan tugas memasak.

"Bagi saya hal seperti ini tidak akan saya sia-siakan karena kebetulan saya hobi masak jadi saya salurkan di sini dan saya senang untuk menjadi koki lapas selain makanan pokok di sini juga ada bubur kacang hijau,” katanya. 

Rahmawati (38) salah satu warga binaan yang sebentar lagi akan bebas dari masa tahanan 3 tahun mengatakan, jarang sekali warga binaan yang sakit, bahkan anehnya banyak warga binaan penyakitnya bertahun-tahun di luar, justru sembuh saat dipenjara.

“Hal ini dimungkinkan karena selama menjadi warga binaan, tidak ada tempat untuk bermanja-manja atau disebabkan pola makanan yang teratur dan tidak berlebihan makanya kami sehat-sehat apalagi setiap kali abis makan ada buahnya,” pungkasnya. (zia/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... NGERI: Bom Meledak, Seorang Warga Tewas Mengenaskan: Tangan Putus, Wajah dan Dada Hancur!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler