jpnn.com - MASYARAKAT Indramayu kembali menggelar upacara adat Ngarot, yang selalu dilaksanakan sebelum memasuki musim tanam. Berbagai ajang hiburan dihelat, untuk menambah semangat warga bercocok tanam dan sebagai pembelajaran buat generasi muda.
Ritual kali ini dipusatkan di Desa Tamansari, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Rabu (30/12). Sejarah Ngarot sendiri dimulai di era Cangga Wreni yang juga kuwu pertama pencetus adanya Ngarot. Ritual ini juga merupakan bentuk rasa terima kasih kepada orang yang telah memberikan tanah sawahnya untuk digarap bersama oleh masyarakat.
BACA JUGA: Polres Pontianak Tetapkan Empat Orang Tersangka Kasus Korupsi IAIN
"Alhamdulillah di setiap pelaksanaan upacara adat Ngarot kami isi dengan memberikan bantuan serta santunan kepada fakir miskin dan anak yatim. Semoga apa yang kami lakukan dapat bermanfaat bagi semua,” kata Kuwu Tamansari, Sadili, seperti dikutip dari Radar Cirebon, Kamis (31/12).
Upacara Ngarot pada pelaksanaanya selalu mengedepankan kebersamaan. Terbukti setiap pelaksanaan, peserta yang mengikuti adat tersebut selalu mengenakan pakaian khas, di mana remaja putri mengenakan busana kebaya selendang yang dilengkapi aksesoris lainya.
BACA JUGA: Hiii, Sesosok Pria Ditemukan Berulat Di Bawah Pohon
Uniknya setiap peserta menggunakan hiasan rambut menggunakan rangkaian bunga-bunga. Seperti bunga kenanga, melati dan bunga lainya. Sedangkan untuk peserta remaja putra menggunakan baju komboran serba hitam yang dilengkapi ikat kepala (iket).
Hiasan bunga yang dikenakan remaja putri mempunyai arti tersendiri. Bunga kenanga maknanya agar remaja putri agar tetap menjaga keperawanannya hingga menikah. Bunga melati mengandung pesan agar para remaja putri menjaga kebersihan diri dan kesucianya, sedang bunga kertas mengandung pesan agar remaja putri tetap menjaga kecantikanya sebagai kembang desa.
BACA JUGA: Waduhh... Masih Remaja Sudah Kumpul Kebo
Kemudian simbol aksesoris lainya yang dipakai remaja putri mengandung pesan petani harus bekerja dengan giat dalam menggarap sawah agar hasil panenya melimpah. Sedangkan simbol dari aksesoris yang dipakai jajaka seperti gelang akar bahar mengandung pesan seorang jajaka harus bisa melindungi serta mengayomi keluarga dan masyarakat.
Sedang baju kebaya dan komboran yang bermakna pakaian khas memberikan pesan agar masyarakat harus tetap menjaga dan melestarikan pakaian adat petani. Selendang mengandung pesan bahwa remaja putri harus menjaga penampilan fisik agar terlihat cantik dan menarik. (utoyo prie achdi/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satpol PP Berduka... Pamit Berangkat Kerja, di Tengah Jalan Tiada
Redaktur : Tim Redaksi