PERTH - Silakan mencontek metode basket kami habis-habisanBegitu pesan yang disampaikan Rob Beveridge, head coach Perth Wildcats, kepada tim nasional basket putra Indonesia dalam mental session di ruang meeting penginapan di kawasan Scarborough, Perth.
Sabtu kemarin (28/5), untuk kali pertama sejak tiba di Australia Barat Minggu lalu (22/5), timnas dapat jatah istirahat latihan
BACA JUGA: Andy Cole Masih Terkenang Memori 1999
Namun, sebelum dapat jalan-jalan, pagi harinya Romy Chandra dkk lebih dulu mengikuti sesi kelas khusus dari pelatih tim papan atas National Basketball League (NBL) Australia tersebut.Dalam sesi sekitar 75 menit itu, Beveridge membagi tim dalam tiga kelompok
BACA JUGA: Sukses Perdana Bolt setelah Absen 10 Bulan
Dia lantas menjelaskan secara mendetail bagaimana struktur tim basket profesional yang baik, dan di mana peran para pemain dalam mencapai sukses.Menurut Beveridge, pemahaman dasar ini dia sampaikan kepada para pemainnya setiap tahun
BACA JUGA: Tumbangkan Pelita, PSPS Urutan Tujuh
Dia ingin, timnas Indonesia memahami betul job description mereka sebagai pemain timnas, yang harus meraih hasil terbaik untuk negaranya.Beveridge menegaskan, effort (upaya/kengototan) merupakan hal utama yang harus ditunjukkan timApa pun hasilnya, menang atau kalah, kalau pemain selalu memberikan 100 persen, para pendukung akan memberi apresiasi.
"Di liga profesional, tim yang sukses secara finansial bukanlah tim yang juaraMelainkan tim yang pemainnya selalu memberikan upaya 100 persenMengejar setiap bola lepas, memburu setiap reboundOrang bisa melihat itu, dan akan menjadi penggemar fanatik kalau melihat ituTim seperti inilah yang justru sukses secara finansial, karena punya barisan pendukung banyak dan fanatisApa pun hasil yang mereka dapatkan," tutur Beveridge, yang punya pengalaman internasional hingga kejuaraan dunia dan Olimpiade.
Sebaliknya, lanjut Beveridge, kalau tim tidak melakukan job description mereka dengan baik, maka seluruh fondasi tim akan berantakanMulai dari tim basketnya sampai sisi bisnisnya.
Beveridge lantas menjelaskan lagi target-target yang harus dicapai para pemain kalau ingin meraih suksesMisalnya, persentase tembakan dua angka, tiga angka, dan khususnya free throwBagi Beveridge, free throw merupakan tembakan paling penting di basketSelain poin yang mudah, free throw juga memberi kesempatan bagi pemain untuk berkomunikasi dengan satu sama lain, atau dengan pelatih.
"Ingat, kalian hanya kalah empat angka dari (klub State Basketball League atau SBL) Wanneroo WolvesDan di pertandingan itu, kalian gagal memasukkan 13 free throw," ucapnya.
Sang pelatih juga membagikan materi pola permainan dan filosofi tim Perth WildcatsDia mempersilakan barisan pelatih timnas, di bawah pimpinan Rastafari Horongbala, untuk mencontek segala hal yang mereka dapatkan atau pelajari.
"Di dunia akademis, plagiarism itu kecuranganDi olahraga, mencontek itu sebuah keharusanKita harus belajar dari banyak pihak, lalu menerapkan segala hal yang kita anggap baik," tandasnya.
Timnas Indonesia merasa sesi khusus ini sangat bergunaRastafari Horongbala mengatakan, pihaknya harus belajar sebanyak-banyaknya selama dapat kesempatan training camp di Australia ini.
"Hal paling utama yang harus kita pelajari adalah cara pelatih-pelatih luar negeri, Australia maupun NBA, dalam berkomunikasiMisalnya bagaimana memotivasi pemain untuk latihan," ucapnya.
Setelah mental session ini, timnas menuju pusat kota Perth untuk makan siang, jalan-jalan, dan belanjaMereka ke kawasan Hay Street, lalu ke Harbour TownDari sana, mereka menuju King"s Park untuk foto-foto dan ke tempat lain untuk lihat kanguru.
Minggu hari ini (29/5), tim kembali menjalani dua sesi latihan keras bersama Rob Beveridge dan para pelatih lain dari World Basketball AcademySenin besok, mereka latihan pagi, dan malamnya menjalani pertandingan terberatMelawan Lakeside Lightning, juara SBL(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Arema Tak Terpengaruh Deltras
Redaktur : Tim Redaksi