Di China, Anak Tak Kunjungi Ortunya Bakal Dibui

Selasa, 02 Juli 2013 – 09:35 WIB
BEIJING-- Pemerintah China membuat regulasi yang mewajibkan seorang anak mengunjungi orang tuanya jika tidak ingin dikenai denda, atau yang terburuk masuk bui.

Undang-undang yang diberlakukan sejak Senin minggu ini dan merupakan regulasi mengenai "Hak Hukum bagi Lansia". Lahirnya aturan ini guna menentang anak-anak yang menyia-nyiakan orangtuanya, bahkan berlaku tidak manusiawi terhadap ayah atau ibunya. Mengingat banyak orangtua yang bernasib malang saat memasuki usia 60 tahun ke atas.

Menurut statistik pemerintah China, lebih dari 178 juta orang di China berusia 60 tahun atau lebih pada 2010. Pada 2030, angka itu akan berlipat ganda.

Seperti dilansir BBC (1/7), dalam peraturan hukum itu, setiap anak-anak yang beranjak dewasa, apalagi sudah tinggal terpisah dari orangtuanya diharuskan mengunjungi orangtuanya dan menunjukkan kasih sayang terhadap orangtuanya, meski tidak disebutkan berapa kali dalam sehari, mereka harus mengunjungi orangtuanya itu.

Perlakuan anak kepada orang tua di China memang memprihatinkan. Media-media lokal di China seringkali mengisahkan tentang orang-orang tua yang disia-siakan anaknya. Misalnya, banyak yang terkejut kisah seorang nenek 91 tahun yang dipukul dan dipaksa keluar dari rumahnya di selatan Provinsi Jiangsu China setelah ia bertanya kepada putrinya atas semangkuk bubur beras.

Dua hari kemudian, forum internet dipenuhi dengan cerita dama dimana seorang ibu tua yang berusia 100 tahun, dipaksa anaknya tinggal di kandang babi selama dua tahun. Padahal Jiangsu merupakan salah satu kawasan elit di China.

Di sisi lain, munculnya aturan ini dicemooh oleh puluhan ribu pengguna internet di negeri ini. Banyak di antaranya mempertanyakan bagaimana hukum bisa ditegakkan jika sang anak gagal memenuhi jadwal kunjungan ke rumah orangtuanya.

"Mereka yang tinggal jauh dari orang tua jadi harus sering pulang," tulis protes tersebut di salah satu situs web.

Meski demikian, hal itu tidak berarti hukum tersebut lantas jadi macan ompong. Sebaliknya, ia berfungsi sebagai pesan pendidikan kepada publik. "Sulit untuk menempatkan hukum ini dalam praktek, tapi tidak mustahil," jelas Zhang seorang pengacara di Beijing King & Law Firm.

"Jika kasus dibawa ke pengadilan atas dasar hukum ini, saya pikir itu mungkin akan berakhir dalam penyelesaian damai. Tapi jika tidak ada penyelesaian, secara teknis, putusan pengadilan dapat memaksa seseorang untuk mengunjungi rumah orang tuanya dalam waktu-waktu tertentu, " lanjutnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Inggris Ingin Menjadi Harry Potter

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler