Di Depan Megawati, Jokowi Curhat Masalah Ekonomi Indonesia

Jumat, 10 Januari 2020 – 18:55 WIB
Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin duduk berdampingan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menghadiri Rakernas I PDIP, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1). Foto: Antara/Syaiful Hakim

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo bicara tentang kondisi perekonomian nasional ketika menyampaikan sambutan di forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sekaligus HUT ke-47 PDI Perjuangan, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1).

Forum itu selain dihadiri tuan rumah, Ketua Umum PDI Perjuangan sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, juga hadir Wapres KH Maruf Amin, beserta jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. Wapres ke-10 dan ke-12 Bapak Jusuf Kalla, Wapres ke-11 Boediono, Wapres Wapres ke-6 Try Sutrisno dan pimpinan lembaga tinggi negara lainnya.

BACA JUGA: Gemuruh Kader PDIP saat Bu Mega Colek Pak Prabowo

"Ibu Mega, perlu kami sampaikan bahwa alhamdulillah ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah perekonomian dunia yang terus menurun dan bergejolak," kata Jokowi.

Kestabilan ekonomi ini, menurut Jokowi, tergambar dari angka pertumbuhan ekonomi (PE) tahun 2019 di atas 5 persen lebih. Angka kemiskinan juga turun dari 11 persen menjadi 9,41 persen. Begitu pula ketimpangan gini rasio dari 0,41 menjadi 0,38.

BACA JUGA: Jokowi Pakai Baju Ungu, Maruf dengan Batik Merah, Hadir di Rakernas PDIP

"Tetapi masalah terbesar yang kita alami bertahun-tahun adalah defisit transaksi berjalan (CAD)," ujarnya.

Persoalan defisit CAD, menurut Jokowi, karena impor kita yang masih besar, sementara angka ekspor masih belum tumbuh. "Impornya masih lebih besar dari ekspor," kata Presiden ketujuh RI ini.

BACA JUGA: Kapolsek Payung Iptu Samson Ditangkap Polisi

Karenanya, pemerintahannya saat ini sedang menggalakkan transformasi ekonomi. Dari yang sebelumnya berbasis komoditas, ekspor bahan mentah, diubah menjadi produk setengah jadi.

Sebagai contoh, Jokowi menyebut ekspor CPO (Crude Palm Oil). Di Indonesia, menurutnya, terdapat 13 juta hektare kebun kelapa sawit yang setiap tahun berproduksi sekitar 46 juta ton per tahun.

"Bayangan betapa produksi kita besar. Apa yang ingin saya sampaikan? Jangan lagi kita mengekspor CPO ini terus-terusan. Harus mulai kita ubah kepada barang setengah jadi atau barang jadi. Ini yang telah kita lakukan," ujarnya.

Intinya, kata Jokowi mengutip Bung Karno dalam Trisaktinya, "kita harus berdikari di bidang ekonomi. Sehingga kita tidak mudah ditekan siapa pun, negara mana pun. Kita harus mandiri secara politik berdaulat secara politik." (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler