Di Depan Polisi, Warga Membekali Diri dengan Senjata Tajam, Bentrokan Antarkampung Pecah

Sabtu, 12 September 2020 – 10:28 WIB
Warga yang tidak peduli keberadaan polisi terus berlari ke arah tempat yang diduga akan datang kelompok lawan. Foto: ANTARA/Marius Frisson Yewun

jpnn.com, WAMENA - Perang tradisional yang terjadi antara masyarakat Kampung Wukahilapok dan Kampung Meagama, Kabupaten Jayawijaya, Papua, menyebabkan 16 orang mengalami luka-luka terkena panah.

"Korban dari dua kelompok itu. Pada Kamis (10/9) korban sebanyak 11 orang dan Jumat (11/9) korban lima orang, sehingga total ada 16 orang luka-luka. Dokter berhasil mengeluarkan serpihan mata panah dari tubuh korban," kata Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen di Wamena, Sabtu (12/9).

BACA JUGA: PP dan FBR Bentrok di Tangerang, Polisi Bilang Begini

Menurut dia, sebagian besar warga yang terkena panah saat ini dirawat di kampung masing-masing.

"Keluarganya tetap ngotot untuk bawa pulang ke rumah (Tidak dirawat di RSUD). Jadi sudah dibawa pulang ke rumah untuk dirawat di rumah," katanya.

BACA JUGA: Prof Jimly Asshiddiqie: yang Benar Saja, Urusan Nyawa Ini!

Ia mengatakan, personel kepolisian harus melerai dua kelompok yang berperang ini dengan mengeluarkan tembakan peringatan, termasuk terus menyampaikan imbauan untuk menghentikan perang.

Kapolres mengatakan personel kepolisian telah menempatkan bendera merah putih sebagai batas agar kedua kelompok tidak melewati batas dan bertemu, dan pada Sabtu (12/9) polisi tetap ditempatkan di lokasi.

BACA JUGA: 59 Negara Tolak WNI, Refly Harun: Kesalahan Jokowi, Bukan Anies

"Tetapi pada sore kemarin, karena di hutan situ sudah gelap sehingga ada dari salah satu pihak membakar beberapa rumah tradisional (honai) lagi," katanya.

?Berdasarkan pantauan, ada kelompok warga yang terlibat perang tidak terlalu mempedulikan keberadaan polisi.

Mereka tetap siaga dan membekali diri dengan senjata tajam tradisional seperti panah dan busur, parang, dan tombak.

Sebagian warga yang sebelumnya berkumpul dan siaga di satu tempat, akan bergerak ketika mendengar teriakan kode dari rekan mereka yang sudah siaga di hutan. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler