jpnn.com, YOGYAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyatakan selama pemerintahan Presiden Joko Widodo, masyarakat mendapat kesempatan untuk mengelola hutan bersama pemerintah dan dunia usaha.
Dulu, kata Menteri Siti, kawasan hutan cenderung dianggap hanya dikelola swasta.
BACA JUGA: KLHK Tangkap Anggota Sindikat Perdagangan Satwa Liar
Sementara masyarakat di sekitar hutan justru hidup miskin. Namun, di era Presiden Jokowi dilakukan koreksi kelola hutan sehingga bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
"Sekarang oleh Bapak Presiden sedang berjalan 3 hampir 4 tahun ini kita koreksi. Hutan-hutan juga boleh diakses oleh rakyat untuk usaha. Hutan itu harusnya mensejahterakan," ujar Menteri Siti di sela meninjau persiapan pelaksanaan Festival KPH Tingkat Nasional dan PUSAKA di Hutan Pinus Mangunan, Bantul, Yogyakarta yang akan dilaksanakan pada Jumat (28/9).
BACA JUGA: KLHK Komit Melakukan Pencegahan Korupsi
Kegiatan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan ini dibimbing oleh Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di setiap setiap wilayah.
Pasalnya, pengelolaan hutan tidak bisa hanya dilakukan masyarakat sendiri. Manajemennya harus diatur secara kelembagaan oleh pemerintah.
BACA JUGA: Perhutanan Sosial Terbukti Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
Di antaranya KPH bertugas membimbing masyarakat dalam mengikuti program Hutan Sosial dan ekowisata. Semua program itu, tegas Menteri Siti, harus membawa dampak perubahan pada perekonomian masyarakat.
"KPH adalah akses yang terdekat langsung dengan masyarakat. Mengatur forest management. KPH sedang terus kami perkuat," imbuh Menteri Siti.
KPH di bawah kelola Dinas Kehutanan provinsi setiap daerah. Namun, program kerjanya tetap di bawah binaan Kementerian Kehutanan.
Karena itu, KLHK memperkuat KPH membantu melayani masyarakat di tingkat bawah agar bisa mengelola hutan sesuai aturan.
"Besok akan diberikan penghargaan untuk KPH-KPH terbaik dari seluruh Indonesia," pungkas Menteri Siti. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dubes RI Untuk Polandia Dukung Konferensi Perubahan Iklim
Redaktur & Reporter : Natalia