jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa jutaan masyarakat Indonesia nasibnya bergantung dari sektor kehutanan.
Di sisi lain, Jokowi menyampaikan Indonesia tergolong negara yang berhasil mengelola iklim karena konteks pembangunan berkelanjutan.
BACA JUGA: Hebat, Jokowi Akan Jadi Pembicara di COP-26 Bersama Dua Tokoh Ini
"Kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan harus memadukan pertimbangan lingkungan dengan ekonomi dan sosial. Kemitraan dengan masyarakat juga diutamakan," ujar presiden dalam pidatonya di World Leaders Summit on Forest and Land Use yang digelar di Scotish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Selasa (2/11).
Di hadapan para pemimpin dunia, Presiden Jokowi menjelaskan program perhutanan sosial dibuat agar konservasi hutan disertai terciptanya penghidupan bagi masyarakat sekitar.
BACA JUGA: Di Rumah Kedua, Ibu Muda Ini Sering Layani Pelanggannya di Ruang Tamu
Hal itu penting, karena 34 persen dari seluruh desa di Indonesia berada di perbatasan atau di dalam kawasan hutan.
"Jutaan masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor kehutanan. Menafikan hal itu bukan saja tidak realistis, tetapi juga tidak akan sustainable," tegasnya.
BACA JUGA: Komplotan Perampok Lintas Negara Dilumpuhkan Polda Sumsel, Satu Orang Tewas
Presiden Jokowi menyebut 90 persen penduduk dunia yang hidup dalam kemiskinan ekstrem bergantung pada hutan.
Penyalahgunaan isu perubahan iklim sebagai hambatan perdagangan adalah kesalahan besar.
"Hal itu akan menggerus trust terhadap kerja sama internasional atasi climate change, dan malah menghalangi pembangunan berkelanjutan yang justru sangat dibutuhkan," imbuhnya.
Oleh karena itu, eks Gubernur DKI Jakarta itu menilai pengelolaan hutan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan menjadi satu-satunya pilihan.
Indonesia siap berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk itu.
"Mari kelola hutan yang pro-environment, pro-development dan people-centered. Ini adalah tujuan utama dari Forest, Agriculture and Commodity Trade Dialogue, atau FACT Dialogue, yang diketuai Indonesia bersama Inggris sehingga hutan akan menjadi solusi berkelanjutan bagi aksi iklim global," ajaknya.
Dalam pertemuan tersebut, hanya ada tiga pembicara yang mendapat undangan khusus dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Selain Perdana Menteri Inggris yang mendapatkan kesempatan berbicara adalah Presiden Kolombia, dan Presiden Republik Indonesia.
Turut mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar. (tan/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Kerja Facebook Dianggap tidak Sehat, Mark Zuckerberg Diminta Mundur
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Fathan Sinaga