jpnn.com, JAKARTA - Peneliti dan ahli teknologi budidaya kedelai Ali Zum menyebut sebuah negara bisa dikatakan maju apabila bangsa tersebut punya nasionalisme tinggi demi menciptakan kedaulatan pangan.
Dia mengatakan itu dalam diskusi bertema Inovasi Teknologi dan Kebijakan Politik-Ekonomi Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan yang dilaksanakan di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/9).
BACA JUGA: Jokowi Punya Data Intelijen soal Parpol, Said PDIP: Tidak Wajar Kalau Kemudian Dijadikan Alat
Adapun, diskusi bertema pangan itu menjadi rangkaian prarakernas IV PDI Perjuangan yang nantinya dilaksanakan pada akhir September 2023.
"Pangan itu bukti nasionalisme, karena pangan itu garda terdepan dari kedaulatan suatu bangsa," kata Ali Zum dalam diskusi, Selasa.
BACA JUGA: Butet Kartaredjasa Ngotot Pengin Mahfud MD Pendamping Ganjar
Dia bahkan menyebut kedaulatan pangan sebenarnya menjadi satu cara mewujudkan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta atau Sishankamrata.
Indonesia, kata Ali Zum, bisa menjadi negara yang mampu menyelesaikan Sishankamrata karena negara punya modal mewujudkan daulat pangan.
BACA JUGA: Jokowi Berkata Begini soal Perpanjangan Masa Jabatan Panglima TNI
"Di situ lah Sishankamrata itu terbukti di dalam pangan Indonesia, karena rakyat bisa memproduksi pangan. Hampir di semua daerah bisa di sektor pertanian," lanjut Ali Zum.
Namun, dia merasa prihatin praktik di lapangan belakangan ini masih menunjukkan Indonesia belum selesai mewujudkan kedaulatan pangan.
Ali Zum kemudian mencontohkan tentang masih kurangnya perhatian negara di sektor pertanian kedelai dengan tidak membuat kebijakan tepat di sektor tersebut.
"Mulai dari impor sampai birokrasinya, menutup pangsa pasar dari berbagai petani lokal di Indonesia," lanjut pria bergelar profesor itu.
Dia mengatakan Indonesia harus cepat mewujudkan kedaulatan pangan dengan adanya potensi krisis makanan pada 2025.
"Ini ancaman pangan, krisis 2025 bahwa saya meyakini pada 2025 ini akan terjadi gejolak dunia, karena sudah dimulai sebelum perang Rusia-Ukraina. Ini yang menyebabkan matinya distribusi pangan dan logistik pupuk," ujar Ali Zum. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan