jpnn.com, BENGKULU - Kunjungan Direktur jenderal (Dirjen) Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani ke Provinsi Bengkulu menjadi berkah bagi tenaga pendidik di bumi Rafflesia.
Mereka tidak menyangka Dirjen Nunuk akan berkunjung ke daerah mereka.
BACA JUGA: Di Daerah Ini Formasi PPPK 2024 untuk Honorer Teknis Banyak Banget
Suhaimi, lulusan pendidikan profesi guru (PPG) model baru yang kini menjadi PPPK mengaku terharu bisa bertatapan langsung dengan Dirjen Nunuk idolanya.
"Sejak saya dapat informasi Prof. Nunuk akan ke Bengkulu dan menginap di Hotel Mercure, setiap hari saya lewati hotel ini dan selalu menangis haru. Saya ingin sekali bertemu dan berterima kasih kepada Prof. Nunuk," kata guru PPPK di SMP Negeri 4 dalam ramah tamah dan dialog bersama 100 guru di wilayah Provinsi Bengkulu, Kamis (15/8) malam.
BACA JUGA: Dirjen Nunuk Sebut Model Rekrutmen Guru PPPK, Syarat PPG, Honorer Tenang Saja
Dia mengungkapkan program Merdeka Belajar sangat baik sehingga harus dilanjutkan. Program ini sudah dia rasakan, saat sudah di usia tidak muda lagi bisa ikut PPG dan akhirnya menjadi PPPK.
Seandainya Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tidak mengubah sistem PPG pada 2021, Suhaimi mengaku tidak bisa memenuhi harapan ayahnya yang juga seorang guru honorer.
BACA JUGA: Selain Jilbab Paskibraka, Kepala BPIP Pernah Bikin Gaduh soal Agama Musuh Terbesar Pancasila
Suhaimi sebenarnya sudah menjadi guru honorer sejak 2012, tetapi berhenti lama. Cita-citanya menjadi guru harus dikubur dalam-dalam dan suatu ketika dia diminta ayahnya untuk kembali menjadi tenaga pendidik.
"Ayah saya ingin saya menjadi guru dan tidak menjadi petani. Alhamdulillah berkat program PPG baru, saya bisa bisa ikut di usia 32 tahun dan menjadi mahasiswa paling tua," ucapnya.
Yang paling mengharukan lagi, Suhaimi bisa menjadi ASN PPPK karena saat seleksi PPPK, lulusan PPG mendapatkan afirmasi kompetensi 100 persen.
"Alhamdulillah Prof. Nunuk saya bisa memenuhi harapan orang tua dan saya merupakan satu-satunya di keluarga saya yang menjabat ASN," ujar Suhaimi dengan suara bergetar menahan tangis.
Pengalaman berbeda disampaikan Indah Herawati, guru penggerak yang menjadi pengawas. Dia merasakan betul bagaimana Merdeka Belajar membuatnya bisa meraih cita-citanya menjadi pengawas.
Ketika mengikuti program guru penggerak, Indah mengaku merasakan perubahan yang besar.
"Saya berharap Merdeka Belajar bisa dilanjutkan karena dampak-dampaknya luar biasa bagi guru,' ucapnya.
Sama seperti Suhaimi, Indah juga mengaku mengidolakan Dirjen Nunuk. Selama ini dia hanya melihatnya lewat live Instagram. Betapa gembiranya dia saat mengetahui sang idola akan ke Bengkulu.
"Saya ingin sekali bertemu langsung Prof. Nunuk, saking kepenginnya sampai terbawa mimpi. Mimpinya itu saya ketinggalan acara ini dan saya sampai menangis, " kata Indah terharu.
Merespons curhatan para guru, Dirjen Nunuk menyampaikan setiap daerah yang dikunjunginya semuanya menitipkan pesan sama, melanjutkan Merdeka Belajar.
Dia berjanji akan menyampaikan kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim bahwa guru di Bengkulu menginginkan praktik baik Merdeka Belajar untuk diteruskan.
"Saya selalu melewati Bengkulu, tetapi baru kali ini sempat mampir. Ternyata guru-guru di sini hebat-hebat dan sudah merasakan langsung dampak dari Merdeka Belajar ini, Aspirasi Bapak Ibu guru akan saya sampai kepada Mas Menteri,' pungkasnya.(esy/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad