Di Hadapan Generasi Perintis, Ganjar Diserahi Isu Anak Muda dari 51 Kota

Minggu, 14 Januari 2024 – 21:33 WIB
Calon presiden nomor urut tiga di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo menghadiri acara Generasi Perintis untuk membahas Arah Masa Depan Indonesia di Pos Bloc Jakarta, Sawah Besar, Jakarta, Minggu (14/1). Foto: PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Komunitas pemberdayaan anak muda Generasi Perintis, menggelar diskusi bersama Capres nomor urut tiga di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo, Minggu (14/1).

Acara Perintis Fest: RISE 2024 itu digelar di Pos Bloc, Jakarta Pusat, sebagai ajang kolaborasi dan mengembangkan pikiran anak-anak muda, dalam menjawab berbagai isu.

BACA JUGA: Sukarelawan Des Ganjar Berbagi Tips Meraup Cuan dari TikTok

Sebelum diskusi digelar, Generasi Perintis berkeliling selama 50 hari ke 51 kota dan memodifikasi kurang lebih 150 isu kunci. Isu yang dirangkum menjadi tiga poin utama, dijawab oleh Ganjar Pranowo.

Co-founder Generasi Perintis Muhammad Syaeful Mujab menyampaikan Ganjar sebagai figur yang berasal dari desa, ditempa oleh kaderisasi, hingga berhasil di titik ini, menjadi bukti siapa pun bisa merintis dari bawah.

BACA JUGA: Alam Ganjar Sampaikan Orientasi Soal Pendidikan di Hadapan Pemuda Banten

“Kami di sini adalah kumpulan orang biasa yang lahir minim privilege, bukan anak siapa-siapa, inilah generasi perintis,” ujar Mujab dalam pembukaan Perintis Fest: RISE 2024 di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Minggu (14/1).

Kisah Ganjar sebagai seorang tokoh yang berjuang dari bawah, kata dia, dapat menjadi inspirasi bagi siapa pun.

BACA JUGA: Ribuan Anak Muda Tanpa Privilese Berkumpul, Serahkan Aspirasi kepada Ganjar

“Kisah ini menginspirasi kita semua bahwa orang biasa saja, bukan anak siapa-siapa, bisa menjadi sesuatu,” imbuhnya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo pun memberikan apresiasi terhadap seribu perintis yang hadir.

“Saya senang sekali mendapatkan masukan dari kawan-kawan, karena ternyata mereka sebenarnya sudah keliling Indonesia, ke 51 kabupaten, lalu mereka memberikan rekomendasi kepada kami,” kata Ganjar.

Dia menyebut saat ini banyak anak muda yang telah berpikir bahwa pemerintahan yang baik itu sangat penting.

“Itulah sebenarnya talenta-talenta anak muda yang hari ini memang perlu ruang untuk mereka bisa menyampaikan, dan saya senang, banyak sekali pertanyaan kritis yang diberikan kepada kami, soal tadi aspek lingkungan, bagaimana mengembangkan kekuatan yang ada di desa, akses pendidikan, dan ada beberapa sampel kisah-kisah sukses yang bisa kita tampilkan di panggung tadi, mudah-mudahan menginspirasi,” tutur Ganjar.

Dalam Perintis Fest: RISE 2024, perwakilan Generasi Perintis menyerahkan kontrak politik dan mendeklarasikan sinergi bersama Ganjar.

Seusai deklarasi, Ganjar didampingi Putri Jasmine selaku host menjawab pertanyaan langsung dari Generasi Perintis.

Pertanyaan pertama dari Dea Salsabila membahas tentang kesulitan mendapatkan hunian bagi anak muda, dengan adanya kenaikan harga properti yang tidak sebanding dengan kenaikan UMP.

Ganjar menawarkan pilihan hunian di rumah susun terutama untuk anak muda yang baru mengawali karier. Seringkali, rumah susun terasa tidak nyaman, tetapi yang perlu dipikirkan adalah jenisnya. Konsep superblock seperti di negara maju mungkin bisa menjadi jawaban.

Beralih pada pertanyaan kedua oleh Wisanggeni dari Bantul, Jogjakarta. Anak muda kerap menemui berbagai keterbatasan dan masalah aksesibilitas. Wisang mempertanyakan kebijakan Ganjar untuk mendukung para pemuda khususnya di wilayah desa yang ingin mengeksplorasi diri.

Ganjar mencontohkan program yang telah ia buat yaitu program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana. Menurutnya, kolaborasi antarpemuda dan perangkat desa inilah yang bisa didorong agar pemuda dibiayai untuk bersekolah ke kota dan selanjutnya kembali untuk membangun desanya.

Pertanyaan terakhir diajukan oleh Rima Kusumadewi, mahasiswi Ilmu Keperawatan UGM. Ia membahas isu ekonomi hijau dalam visi misi Ganjar dan mempertanyakan upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup di Indonesia.

"Itu tantangan yang tidak gampang untuk mengembangkan energi terbarukan. Semua negara punya kesepakatan dan roadmap-nya, tapi kita harus bijaksana. Apakah kita tiba-tiba bergeser mengembangkan energi terbarukan padahal kita belum menyiapkan dengan baik?” sebut Ganjar.

Ganjar menegaskan perlunya mempertimbangkan potensi gas di daerah-daerah tertentu.

Selain itu, ketika musrenbang dan merencanakan pembangunan yang berdampak di desa, libatkanlah masyarakat, terutama perempuan, penyandang disabilitas, dan anak-anak.

“Bisa dilakukan melalui polling elektronik, apa yang menjadi keresahan publik,” tutup Ganjar. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... PMI di Arab Saudi Serukan Keluarga di Indonesia Dukung Ganjar-Mahfud


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler