Di Hadapan Petani, Jokowi Jelaskan Upaya Pemerintah Dongkrak Harga Karet

Sabtu, 09 Maret 2019 – 21:02 WIB
Presiden Jokowi bersilaturahmi dengan petani karet se-Sumsel di Banyuasin, Sabtu (9/3). Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, BANYUASIN - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan upaya-upaya pemerintah dalam mendongkrak harga karet yang sedang menurun, ketika bersilaturahmi dengan para petani karet se-Provinsi Sumatra Selatan di Balai Pusat Penelitian Karet Sembawa, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sabtu (9/3).

Presiden yang datang dengan Ibu Negara Iriana menyebutkan, rendahnya harga karet tersebut merupakan salah satu imbas dari kondisi ekonomi dunia yang juga turun.

BACA JUGA: Jokowi dan Iriana Berpose Romantis di Kebun Karet

"Kalau ekonomi dunia turun, artinya permintaan juga turun. Atas apa? Ya untuk barang-barang. Misalnya kelapa sawit. Kalau permintaan sawit turun, harga otomatis juga ikut turun. Batu bara, permintaan turun, harga juga turun. Termasuk karet juga sama. Inilah problem besar kita karena ekonomi dunia belum normal," kata Jokowi.

Khusus untuk karet, presiden menjelaskan bahwa pemerintah sudah melakukan upaya-upaya untuk mendongkrak harganya. Pertama, berkomunikasi dengan negara-negara produsen karet lain di dunia seperti Malaysia dan Thailand.

BACA JUGA: Pimpinan Honorer K2: Apa Lagi yang Diharapkan pada Jokowi?

"Karena produsen terbesar karet ada di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Kita sudah berhubungan dengan menteri-menteri mereka. Untuk mengendalikan agar suplai ke pasar bisa diturunkan. Barangnya kurang berarti harga bisa kedongkrak naik. Tapi yang namanya negosiasi dengan negara lain tidak mudah," jelasnya.

Meski tidak mudah, lanjurnya, tiga minggu lalu komunikasi sudah dilakukan dengan Malaysia dan Thailand. Hasilnya mulai terasa, yakni harga karet mulai merangkak naik dua pekan terakhir ini.

BACA JUGA: AP II Siapkan Berbagai Rencana untuk Kelola Bandara Radin Inten II

"Dulu Rp 5.000 - Rp 6.000, sekarang Rp 8.300 sampai Rp 9.000. Ini harus disyukuri karena ekonomi dunia masih pada posisi yang belum baik. Tetapi akan menuju normal kembali," jelas mantan wali kota Solo itu.

Kedua, upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menggunakan karet sebagai bahan campuran untuk mengaspal jalan. Program ini sudah dicoba di tiga provinsi, yaitu Sumatra Selatan, Riau, dan Jambi.

"Sudah dicoba dan hasilnya bagus. Tapi pak harganya lebih mahal sedikit. Enggak apa-apa, beli. Saya perintahkan. Enggak apa-apa harga jalan lebih mahal sedikit, tapi kualitas lebih baik," ungkapnya.

Selanjutnya, Presiden ingin agar program ini dilakukan di semua provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia tidak akan terlalu tergantung kepada pasar luar negeri dalam menjaga harga karet.

"Sebagian harus kita gunakan sendiri sehingga suplainya ke dunia berkurang, harga akan terdongkrak naik. Salah satunya kita akan pakai karet untuk aspal," katanya.

Upaya ketiga yang dilakukan pemerintah adalah dengan memaksimalkan sektor industri. Presiden telah memerintahkan menteri perindustrian agar Indonesia tidak terlalu banyak mengekspor produk mentah melainkan produk jadi.

"Kita harus punya pabrik di sini. Sehingga tidak usah jauh-jauh. Karena pasar dunia sukanya mengatur. Kelihatan stok banyak tahan dulu, harga jatuh baru dibeli. Sehingga ya itu problem besarnya adalah pasar dunia yang belum normal. Kita ingin industri yang berkaitan dengan bahan baku karet entah ban, sarung tangan, dan lain-lain," paparnya.

Usai menyampaikan sambutannya, Presiden kemudian menuju kebun karet untuk menyadap karet langsung dari pohonnya. Saat itu hadir pula lMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru.(fat/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Minta AP II Kelola Bandara Radin Inten II Lampung


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler