Di Hadapan Ribuan Santri, Ketua MPR: Saya Biasa Naik Kerbau

Selasa, 17 Juli 2018 – 13:38 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, 17 Juli 2018. Foto: Humas MPR

jpnn.com, MOJOKERTO - Ketua MPR Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, 17 Juli 2018. Begitu tiba, dia langsung menyampaikan perasaannya bisa bertemu ribuan santri.

"Pagi ini satu kebahagiaan bisa hadir dan berjumpa dengan ribuan santri,” ujar Ketua MPR Zulkifli Hasan. Zulkifli Hasan mengajak para santri untuk mendoakan pimpinan Ammanatul Ummah agar sehat selalu.

BACA JUGA: 3 Tasyakuran Ahmad Muzani Sekaligus Nobar Final Piala Dunia

Di aula pesantren, Zulkifli Hasan menceritakan kalau dirinya berasal dari sebuah dusun kecil di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. "Saya lahir di daerah Gunung Rajabasa,” ujarnya.

Dikatakan, ayahnya adalah seorang petani yang biasa menanam padi, cengkeh, kopi, dan jenis tanaman lainnya. Sebagai anak petani, Zulkifli Hasan mengakui kalau dirinya biasa menggembalakan kerbau. "Saya biasa naik kerbau," ungkapnya.

BACA JUGA: Nobar Final Piala Dunia, Ketua MPR Senang Prancis Juara

Di masa itu, ayahnya menyekolahkan dirinya di madrasah ibtidaiyah dan selanjutnya ke pendidikan guru agama. Diceritakan, saat sekolah hidupnya penuh dengan kesederhanaan. Sekolah jalan kaki dan bangunan gedung sekolah biasa saja. "Tak sebagus gedung di pesantren ini," tuturnya.

Ditegaskan meski sekolah penuh dengan perjuangan dan kesederhanaan namun dari pengalaman hidup itulah yang bisa membuat dirinya menjadi pengusaha sukses, anggota DPR, menteri kehutanan. "Dan sekarang menjadi Ketua MPR," ujarnya.

BACA JUGA: M. Rizal: Pancasila Bukan Milik Perorangan atau Rezim

Untuk itu Zulkifli Hasan mendorong para santri yang menempuh pendidikan di mana fasilitasnya lengkap dan gedungnya megah, harus bisa lebih baik dari dirinya. "Kalian harus bersyukur bisa nyantri di pesantren sebagus ini,” ujarnya.

Ia mengakui Ammanatul Ummah memiliki sistem pendidikan yang canggih, ada 1000 tenaga pengajar dan pengelola, dan gedungnya lengkap. "Dari sinilah pendidikan Ammanatul Ummah tak kalah dengan sekolah lainnya," paparnya.

Untuk mensyukuri nikmat sekolah di Ammanatul Ummah, Zulkifli Hasan mengharap agar para santri belajar sungguh-sungguh. "Jangan sia-siakan waktu sedikit pun agar kalian lebih hebat,” tegasnya. Dirinya juga mengharap agar anak pesantren jangan minder.

"Belajar di sini akan menjadi lebih baik," tuturnya. Diungkapkan tak semua anak Indonesia bisa menikmati sekolah sehingga berbahagialah yang dapat nyantri di Ammanatul Ummah.

Dalam kesempatan tersebut Zulkifli Hasan mengatakan betapa penting ummat Islam menguasai berbagai ilmu. Diceritakan pada jaman dulu ummat Islam mampu mengalahkan peradaban-peradaban besar. Ummat Islam menurutnya bisa mengalahkan bangsa Romawi di barat dan bangsa Persia di timur. "Mereka dulu disebut superpower namun ummat Islam bisa mengalahkannya," paparnya.

Kepada para santri, Zulkifli Hasan mengungkapkan kenapa ummat Islam berjaya pada masa itu. "Karena pada masa itu lahir ilmuwan-ilmuwan dari kalangan ummat Islam,” ujarnya. Banyak ilmuwan Muslim menerapkan ilmunya dalam kehidupan hingga membuat perubahan peradaban.

Pada masa itu ummat Islam adalah masyarakat yang menguasai ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, dan mengikuti perkembangan jaman. "Jadi ummat Islam selain pintar agama juga pintar dalam soal perekonomian," paparnya.

Menurut Zulkifli Hasan, sebuah bangsa itu maju bukan ditentukan oleh sumber daya alamnya namun oleh sumber daya manusianya. "Singapura tak memiliki sumber daya alam namun mereka bisa sejahtera," ungkapnya.

"Itu bisa terjadi karena negara maju tergantung orangnya, kalau yang ngurus negara punya ilmu maka negaranya maju dan sejahtera," tambahnya. Untuk itu dirinya menegaskan agar para santri menuntut ilmu agar Indonesia maju. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbukti, Santri Alumni Gontor Berbakti pada Ibu Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler