Di Hadapan Ridwan Kamil, Presiden Keluhkan Rendahnya Realisasi Belanja APBD

Selasa, 11 Agustus 2020 – 18:40 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri acara pengarahan dari Presiden Joko Widodo. Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta kepala daerah di Jawa Barat, untuk membelanjakan APBD agar ekonomi rakyat bergerak di tengah kelesuan.

Menurut pria yang akrab disapa Jokowi itu, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan semata, melainkan pada sektor ekonomi juga.

BACA JUGA: Ayo, Siapa yang Mau Ikuti Ridwan Kamil, Butuh 1.100 Orang Lagi

Oleh karena itu, penyelesaian keduanya merupakan hal yang sama pentingnya.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan arahan yang dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat di Markas Kodam III/Siliwangi, Selasa (11/8).

BACA JUGA: Dapat Rekomendasi, Menantu Jokowi Langsung Mengucapkan Ini kepada Megawati

Presiden kembali mengingatkan pentingnya pemerintah untuk mengatur "gas dan rem" antara kesehatan dan ekonomi.

"Berulang-ulang saya sampaikan, gas dan remnya ini, bupati, wali kota, gubernur, betul-betul harus manajemennya dikendalikan dengan ketepatan yang baik," kata presiden.

BACA JUGA: Ledakan di Tempat Cuci Mobil, Candra Terpental, Tangan Putus, dan tak Tertolong

Untuk mendongkrak perekonomian yang sedang lesu, Jokowi menyebut bahwa pemerintah mengeluarkan sejumlah stimulus dalam bentuk bantuan sosial (bansos), antara lain Bansos Tunai dan Bantuan Langsung Tunai untuk desa.

Selain itu, pemerintah juga memberikan subsidi listrik gratis untuk pelanggan 450 VA dan potongan 50 persen, untuk pelanggan 900 VA.

"Stimulus ekonomi untuk usaha-usaha kecil juga sudah dilakukan lewat perbankan. Sebentar lagi pemerintah akan mengeluarkan yang namanya bansos produktif, ini untuk UKM. Akan diberikan kepada 13 juta usaha mikro, usaha kecil kita. Bantuan modal kerja darurat sebesar Rp 2,4 juta," ungkapnya.

Bantuan itu, kata Jokowi, tak lain untuk memberikan pergerakan ekonomi di tengah masyarakat.

"Diharapkan stimulus untuk ekonomi kita, terutama untuk menengah bawah bisa diberikan sehingga ada daya beli di sana," imbuhnya.

"Konsumsi domestik juga akan naik sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi secara nasional ini akan tumbuh lebih baik dari kuartal kemarin."

Perekonomian Indonesia pada kuartal I tahun 2020 masih tumbuh positif 2,97 persen.

Di kuartal II, perekonomian Indonesia turun ke minus 5,32 persen.

Meski demikian, Jokowi optimistis perekonomian Indonesia akan kembali pulih di kuartal III.

"Saya optimis di kuartal III kita akan lebih baik dari kuartal II dan dan harapannya bisa tumbuh positif, tetapi memang ini perlu kerja keras," tegasnya.

Salah satu upaya yang menurut Jokowi bisa mendongkrak ekonomi di kuartal III adalah melalui belanja daerah.

Untuk itu, Jokowi meminta kepada para kepala daerah baik gubernur maupun bupati/wali kota agar segera merealisasikan belanja APBD.

"Secara nasional saya masih melihat anggaran-anggaran itu masih berada di bank, APBD masih Rp 170 triliun di bank. Artinya, penggunaannya memerlukan kecepatan, terutama di kuartal III ini. Kunci ada di Juli, Agustus, dan September supaya kita tidak masuk ke dalam kategori resesi ekonomi," ungkapnya.

"Sekali lagi, Juli, Agustus, September ini sangat menentukan. Begitu dibelanjakan sesegera mungkin, kemungkinan kita bisa kembali lagi ke positif itu masih ada peluang," tandasnya. (tan/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler