Di HGN 2022, Mas Nadiem Ungkap Masalah PPG & Pengangkatan PPPK Guru 

Jumat, 25 November 2022 – 10:56 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim saat berpidato di HGN 2022. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyentil soal pendidikan profesi guru (PPG) dan PPPK.

Dia mengemukakan transformasi bagi persiapan calon guru masa depan melalui program PPG Prajabatan yang kini berorientasi pada praktik pengalaman lapangan, mengedepankan metode inkuiri, dan membiasakan guru melakukan refleksi. 

BACA JUGA: Nadiem Makarim Mengingatkan Kadisdik soal Pengangkatan Kepsek & Pengawas, Berbahagialah Kelompok Ini

Selain itu, lanjut Mas Nadiem, sapaan mendikbudristek, inovasi lainnya adalah kini perkuliahan PPG jauh lebih terintegrasi dengan sekolah, kampus, dan masyarakat melalui sistem digital.

“Semua ini bertujuan melahirkan para pendidik sejati yang profesional dan adaptif, yang terus memprioritaskan kebutuhan peserta didik, dan yang selalu bersemangat untuk berkolaborasi dalam berinovasi,” ungkap Menteri Nadiem saat memimpin upacara peringatan Hari Guru Nasional atau HGN 2022 di Jakarta, Jumat (25/11).

BACA JUGA: HGN 2022: P2G Sebut Pengangkatan 1 Juta PPPK Guru Hanya Ghosting, Diskriminatif!

Untuk kesejahteraan para guru, lanjutnya, Kemendikbudristek terus memprioritaskan pengangkatan guru honorer menjadi PPPK. Dalam upaya ini, masih banyak hal yang perlu disempurnakan.

“Semua harus bergotong royong agar target 1 juta PPPK guru bisa segera terwujud,” ajaknya.

BACA JUGA: Guru Lulus PG Tanpa Formasi PPPK 2022 Jangan Putus Asa, Akan Ada Kejutan dari Mas Nadiem

Dia juga mengajak semua guru agar terus berinovasi, menciptakan perubahan dan kebaruan untuk melompat ke masa depan.

Mas Nadiem mengungkapkan selama tiga tahun terakhir telah melepaskan jangkar dan membentangkan layar kapal berupa terobosan Merdeka Belajar.

Melalui terobosan itu, berbagai rintangan mulai dari Sabang hingga Merauke telah mampu dilewati.

“Ketangguhan ini didorong karena kemauan kami untuk berubah dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang sudah tidak sesuai dengan tantangan serta kebutuhan zaman. Tentunya juga didorong oleh semangat menciptakan perubahan dan kebaruan,” tuturnya.

Lebih lanjut disampaikan Menteri Nadiem, hingga hari ini masih ada yang ragu untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran di kelas atau menjalankan tugas sebagai pemimpin satuan pendidikan.

Memang, pada dasarnya tidak ada perubahan yang membuat kita nyaman. Jika masih nyaman, itu artinya tidak berubah 

Perubahan tidak hanya terjadi bagi guru, kata Nadiem, perubahan juga meliputi seluruh pegawai di Kemendikbudristek yang terus dipacu untuk berinovasi, mengubah cara pandang dan cara kerja dalam memberikan layanan terbaik bagi pendidik dan peserta didik.

Beberapa perubahan yang telah dilakukan Kemendikbduristek untuk para guru dalam Merdeka Belajar adalah terciptanya Platform Merdeka Mengajar, Program Guru Penggerak, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan pengangkatan guru honorer menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui seleksi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK).

Disampaikan Mendikbudristek, Platform Merdeka Mengajar dirancang untuk memenuhi kebutuhan guru akan ruang untuk belajar, berkarya, dan berkolaborasi.

Platform tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan di lapangan, bukan keinginannya. Ini adalah perubahan besar cara kerja pemerintahan dalam melayani masyarakat.

Selanjutnya, dalam Platform Merdeka Mengajar guru bisa mengakses modul pembelajaran dengan gratis, mengunggah dan membagikan konten-konten praktik baik pembelajaran, dan terkoneksi dengan rekan sesama guru dari daerah lain.

“Guru di Aceh sekarang bisa belajar dari guru di Papua, guru di Kalimantan bisa menginspirasi guru-guru yang ada di Jawa,” jelas Nadiem.

Hingga saat ini, sebanyak 1,6 juta guru telah menggunakan Platform Merdeka Mengajar. Dia berterima kasih kepada guru yang mau mencoba hal-hal baru, tidak takut berinovasi, sadar dan paham bahwa sudah tiba waktunya untuk bertransformasi.

Pada program Guru Penggerak, Kemendikbudristek masih membuka kesempatan bagi para guru untuk mengikutinya.

Guru Penggerak menomorsatukan murid dalam setiap keputusannya, mampu menjadi mentor bagi guru-guru lainnya, dan berani melakukan terobosan-terobosan dalam memperjuangkan yang terbaik bagi muridnya. 

“Inilah generasi baru kepala sekolah dan pengawas, generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia,” ujarnya.

Hingga kini, sebanyak 50 ribu guru penggerak. Kemendikbusristek akan terus mendorong seluruh guru di penjuru nusantara agar menjadi Guru Penggerak untuk memimpin roda perubahan pendidikan Indonesia.

Dia sangat berharap agar seluruh kepala daerah segera mengangkat para Guru Penggerak untuk bisa menjadi kepsek, pengawas sekolah, para inovator di sekolah, dan di lingkungan sekitar. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler