Di Jaktim, 841 Preman Dijaring

Selasa, 13 Maret 2012 – 06:52 WIB

JAJARAN Polrestro Jakarta Timur masih razia menggelar operasi antipreman. Sejak 17 Februari hingga Senin (12/3), sebanyak 841 preman berhasil dijaring dalam sebuah operasi bersandi Kilat Jaya. Dari jumlah tersebut, 56 preman terpaksa diproses hukum karena terbukti melakukan tindak pidana. Sedangkan 785 preman lainnya, hanya dilakukan pembinaan setelah diambil sidik jari dan fotonya. Razia preman ini akan terus dilakukan agar masyarakat tidak melulu diresahkan olah para preman tersebut.

Kasubag Humas Polrestro Jakarta Timur Komisaris Didik Haryadi mengatakan, razia preman tersebut dilakukan secara serentak oleh jajaran polres dan 10 polsek wilayah. Razia tersebut akan terus berlangsung, lantaran masih banyak berkeliaran preman di tempat-tempat keramaian. Seperti di terminal, stasiun, pasar, perempatan jalan dan sejumlah keramaian lainnya. Biasanya petugas merazia preman pada siang hari dan malam hari. “Sebanyak 56 preman yang tertangkap langsung diproses hukum. Mereka terbukti melakukan tindak pidana, mulai dari pencurian, pemerasan, penodongan, membawa senjata tajam dan berbagai tindak pidana lainnya. Sedangkan 785 preman lainnya hanya dilakukan pembinaan, karena tak terbukti melakukan pidana,” ujar Didik, Senin (12/3).

Dia menyebutkan, razia dilakukan di 236 lokasi berbeda. Masing-masing di Polsek Pasar Rebo sebanyak 21 titik, Cipayung 20 titik, Kramatjati 23 titik. Kemudian Polsek Ciracas 19 titik, Jatinegara 22 titik, Durensawit 34 titik, Matraman 15 titik, Pulogadung 14 titik, Cakung 28 titik, Makasar 14 titik dan Polres Metro Jakarta Timur 26 titik.

Pantauan di lapangan, sejumlah preman masih bebas berkeliaran di sejumlah titik. Misalnya kawasan perempatan Pusat Grosir Cililitan (PGC), kawasan perempatan Pangkalanjati Kalimalang, UKI Cawang. Kemudian di kawasan terminal Pulogadung, Kampungmelayu, Kampungrambutan. Mereka masih mengamen di bus kota atau angkot namun tidak menggunakan alat musik. Modal mereka hanya bertepuk tangan dan berorasi.

Seorang penumpang Metromini T52 (Kampungmelayu-Pulogebang), Mirna, mengaku resah dengan keberadaan preman. Mereka beroperasi dengan modus mengamen di setiap angkot. Nada mereka saat meminta-minta keras dan membuat penumpang takut, hingga akhirnya memberikan uang. “Cara berpakaian mereka serba urakan dan tidak beraturan. Biasanya saat berorasi mengaku baru keluar dari penjara. Mereka biasa mengintimidasi penumpang dengan cara memaksa meminta uang saat mengamen. Tampangnya serem-serem, bikin penumpang takut,” katanya. (dni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alex Ikut Gabung Jalan Sehat Warga DKI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler