SURABAYA--Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih unggul di kawasan yang disebut-sebut sebagai battle ground, Jawa Timur. Setidaknya bagi PKB. Hasil real count 100 persen partai berlambang bola dunia dengan sembilan bintang tersebut menyebutkan Jokowi unggul pada posisi 53 persen.
Rinciannya, pasangan Jokowi-JK mendapat 11.666.192 atau meraih 53,18 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta hanya meraih 10.272.236 atau 46,82 persen. Jokowi-JK menang di 24 kabupaten, dan 14 sisanya direbut oleh pasangan Prabowo-Hatta.
Menurut Sekretaris DPW PKB Jatim Thoriqul Haq, pasangan Jokowi memang unggul di kawasan Arek (Surabaya, Sidoarjo, dan Malang Raya). "Di sana memang merupakan basis PDIP, dan juga nadhliyin. Maka, wajar bila menang," ucapnya.
BACA JUGA: Siapkan Ratusan Bus, Demokrat Gelar Mudik Gratis
Di Malang dan Surabaya, yang merupakan kota dengan DPT (daftar pemilih tetap) paling besar, Jokowi menunjukkan dominasinya. Di Surabaya, margin kemenangannya berselisih hampir 30 persen. Sementara di Kabupaten Malang, pasangan koalisi merah putih hanya meraih 38,84 persen, dan pasangan Jokowi-JK merebut 61,16 persen.
Hasil rekapitulasi KPU Surabaya menunjukkan bahwa margin cukup besar terjadi di Surabaya, Yakni, berselisih sekitar 400 ribu suara. Jumlah yang cukup untuk nomboki jebloknya suara Jokowi-JK di Madura. Di empat kabupaten di Madura, pasangan Prabowo memang unggul.
BACA JUGA: Jalur Lebaran Siap, Menteri PU Laporkan ke Presiden
Di kawasan Tapal Kuda, situasinya agak berimbang. Pasangan Jokowi-JK menang di Banyuwangi, Jember, Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Sementara Prabowo unggul di Kota Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, dan Pasuruan. Di Banyuwangi, selisih kemenangan Jokowi lumayan besar. Yakni, 59,87 persen berbanding 40,13 persen yang diraih Prabowo.
Sementara itu, di kawasan Mataraman yang merupakan basis kental kaum nasionalis, pasangan Jokowi menunjukkan keunggulannya. Di kawasan ini, hanya di Magetan dan Pacitan saja yang kalah. Sisanya seperti Kota dan Kabupaten Madiun, Ponorogo, Trenggalek disapu bersih oleh Jokowi.
BACA JUGA: Hentikan Teror Ada Kerusuhan 22 Juli
Hanya di kawasan Pantura, pasangan Jokowi agak kedodoran. Dari empat kabupaten di daerah ini (Tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik), Jokowi hanya mencuri kemenangan di Tuban saja. Tiga kawasan lainnya harus mengakui keunggulan Prabowo.
Menurut Thoriq, pihaknya memang baru merampungkan perhitungan dua hari lalu. 'Karena total ada 75 ribu TPS di Jatim, dan kami harus menginput satu-satu,' terangnya.
Perolehan yang sama juga dicatat oleh PDIP. "Hampir sama dengan data PKB. Tak banyak berbeda. Persentase sama, margin kemenangan sama," kata Sekretaris DPD PDIP Jatim Kusnadi.
Sementara itu, Ketua DPW PKS Jatim Hamy Wahjunianto belum bisa dihubungi. Sekedar diketahui, masalah saksi dan perhitungan di kubu Prabowo, memang PKS yang menjadi ujung tombaknya. Hamy hanya bisa dihubungi pada Rabu (9/7) malam, usai coblosan dan mengatakan hasil quick count pihaknya masih menang Jokowi. Hanya, kemudian Hamy tak bisa dihubungi lagi ketika dimintai secara rinci real count pihaknya.
Sementara itu, juru bicara DPW PKS Jatim Shiddiq Baihaqi mengatakan bahwa pihaknya tidak ada komentar atau pun rilis dulu terkait Pilpres di Jatim. "Semua data dan pernyataan melalui satu pintu," kata Baihaqi. Hanya, dia mengatakan bahwa sebaiknya menunggu hasil resmi KPU terlebih dahulu.
Di bagian lain, Ketua KPU Jatim Eko Sasmito mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa mengomentari apa pun sebelum rekapitulasi resmi dilakukan. "Nanti saja, toh habis ini rekapitulasi," katanya.
Komisioner KPU Jatim Khoirul Anam mengaku telah menerima semua hasil rekapitulasi dari kabupaten/kota di Jatim. "Tadi (kemarin) yang terakhir masuk Ngawi," jelas Khoirul Anam.
Dia mengatakan hasil rekapitulasi mulai masuk sejak kemarin. Pertama, Kota Problinggo. Meski semua hasil rekapitulasi telah masuk, namun dia belum mampu mengumumkan capres siapa yang memenangi pemungutan suara.
"Kami belum boleh mengumumkan," jelasnya. KPU Jatim akan memulai rekapitulasi untuk semua kabupaten/kota, hari ini mulai pukul 10.00.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Jatim Sufyanto mengatakan bahwa ada satu TPS di Blitar yang harus dilakukan PSU (pemungutan suara ulang).
"Karena kami menemukan bahwa jumlah yang mencoblos di atas jumlah DPT," katanya. Menurutnya, pihaknya masih menelusuri sejumlah laporan yang sama terkait masalah tersebut. (ano/git)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Belum Pastikan OTT Terkait Raksasa Properti
Redaktur : Tim Redaksi