JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mencatat terjadi aksi demo Senin siang di 45 ibukota propinsi dan tingkat dua. Bahkan demo penolakan kenaikan harga BBM juga terjadi di Pacitan, Jateng kampung halaman SBY.
"Demonstran di Pacitan sempat bentrok dengan polisi. Sebagian besar aksi demo Senin siang diwarnai bentrokan, yang paling berdarah terjadi di Ternate (Maluku)," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane di Jakarta, Senin (17/6).
Aksi demo diwarnai bentrokan hingga 52 mahasiswa luka-luka dan empat polisi luka. Selain itu kata Neta, ada 15 mahasiswa ditangkap dengan tuduhan sebagai provokator.
"IPW mendesak agar polisi segera membebaskan para mahasiswa tersebut. Sebab apa yang mereka perjuangan adalah untuk kepentingan rakyat kecil dan juga kepentingan polisi, yang akan kesulitan jika harga BBM dinaikkan mengingat gajinya sangat kecil," ujar Neta.
Setiap anggota Polri harus ingat bahwa mereka adalah alat negara dan bukan alat kekuasaan, imbuhnya.
Selain itu, IPW juga mengecam aksi kekerasan polisi terhadap jurnalis dalam aksi demo menolak kenaikan harga BBM. Akibat tindakan tersebut dua wartawan terkena tembakan polisi, satu di Jambi dan satu lagi di Ternate.
"Tindakan represif kepada Jurnalis adalah tindakan biadab yang menunjukkan bahwa Polri bukan sebagai aparat negara, melainkan sebagai aparat penguasa," tegasnya.
Untuk itu, IPW mendesak Kapolda Jambi dan Maluku Utara harus bertanggung jawab dalam kasus ini dan segera menangkap pelaku penembakan karena tindakan tersebut melanggar UU Pers nomor 40/1999 pasal 4 tentang kebebasan pers. (fas/jpnn)
"Demonstran di Pacitan sempat bentrok dengan polisi. Sebagian besar aksi demo Senin siang diwarnai bentrokan, yang paling berdarah terjadi di Ternate (Maluku)," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane di Jakarta, Senin (17/6).
Aksi demo diwarnai bentrokan hingga 52 mahasiswa luka-luka dan empat polisi luka. Selain itu kata Neta, ada 15 mahasiswa ditangkap dengan tuduhan sebagai provokator.
"IPW mendesak agar polisi segera membebaskan para mahasiswa tersebut. Sebab apa yang mereka perjuangan adalah untuk kepentingan rakyat kecil dan juga kepentingan polisi, yang akan kesulitan jika harga BBM dinaikkan mengingat gajinya sangat kecil," ujar Neta.
Setiap anggota Polri harus ingat bahwa mereka adalah alat negara dan bukan alat kekuasaan, imbuhnya.
Selain itu, IPW juga mengecam aksi kekerasan polisi terhadap jurnalis dalam aksi demo menolak kenaikan harga BBM. Akibat tindakan tersebut dua wartawan terkena tembakan polisi, satu di Jambi dan satu lagi di Ternate.
"Tindakan represif kepada Jurnalis adalah tindakan biadab yang menunjukkan bahwa Polri bukan sebagai aparat negara, melainkan sebagai aparat penguasa," tegasnya.
Untuk itu, IPW mendesak Kapolda Jambi dan Maluku Utara harus bertanggung jawab dalam kasus ini dan segera menangkap pelaku penembakan karena tindakan tersebut melanggar UU Pers nomor 40/1999 pasal 4 tentang kebebasan pers. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal BBM, Kader PKS Anggap Pemerintah Bodoh
Redaktur : Tim Redaksi