jpnn.com - SURABAYA –Di tengah kota besar seperti Surabaya, masalah gangguan jiwa yang dialami warga ternyata makin meningkat. Kebanyakan mengeluhkan depresi. Berdasar data Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, setiap bulan setidaknya ada 90-100 pasien yang menjalani rawat jalan dengan keluhan depresi.
Direktur RSJ Menur dr Adi Wirachjanto MKes menjelaskan, setahun lalu tercatat 24.311 pasien yang menjalani rawat jalan di Menur. Lima persennya atau 1.121 pasien mengalami gangguan depresi.
BACA JUGA: Seperti ini Persiapan ASDP Jelang Mudik Lebaran
Angka itu menjadi penyumbang kedua terbesar setelah skizofrenia yang pasiennya mencapai 18.774 orang. Adi menyatakan, sebagian besar pasien adalah warga Surabaya. Persentasenya 60 persen. Sisanya warga se-Jatim. Di antaranya, Gresik dan Sidoarjo.
Adi menyebutkan, warga perkotaan sekarang memang mudah terpicu depresi. Dia mencontohkan pada orang dewasa, depresi bisa terjadi karena masalah pekerjaan atau rumah tangga. Lain lagi dengan remaja yang bisa stres karena tekanan sekolah dan percintaan.
Kebanyakan pasien yang datang ke RSJ Menur sudah lama memiliki keluhan kejiwaan, tapi tidak segera berobat. Setelah gejala dirasakan setahun sampai dua tahun, mereka baru datang ke rumah sakit. "Masyarakat masih terstigma bahwa ke RSJ identik dengan orang sakit jiwa," ucap Adi.
Menurut dia, jika khawatir dengan stigma itu, seharusnya penderita bisa berobat ke rumah sakit biasa. Tidak harus RSJ. Sebab, banyak fasilitas kesehatan yang juga melayani jasa psikiater dan psikolog. "Meskipun memang yang paling ahli ada di RSJ," kata dokter yang juga hobi gowes itu.
Adi menyebutkan, masalah kejiwaan yang diketahui dini akan mengurangi kemungkinan jatuhnya ke tindakan lebih berat. Misalnya, keinginan bunuh diri. Karena itu, dia mendorong siapa pun yang memiliki keluhan depresi untuk segera datang berobat. Gejala tersebut, antara lain, cemas, sulit tidur, dan cenderung ingin menyendiri.
"Meminta pertolongan dari psikolog atau psikiater akan sangat membantu," kata Adi.
Dia juga menilai penting bagi lingkungan sekitar untuk mendukung penyandang depresi. Salah satu caranya dengan tetap bergaul dan tidak menjauhi. "Dukungan itu akan membantu penyandang depresi cepat sembuh," terangnya
Sementara itu, Psikiater National Hospital dokter Aimee Nugroho SpKJ mengungkapkan, depresi akan menjadi penyakit nomor 2 global burden of disease pada 2020 menurut WHO. Hanya satu tingkat di bawah penyakit kardiovaskuler. Misalnya, jantung dan stroke.
BACA JUGA: Wali Kota Langsung Tendang Bos Rumah Potong Terdakwa Korupsi
''Yang depresi bisa semua usia. Mulai remaja, dewasa muda, sampai tua,'' ujarnya.
Menurut Aimee, depresi bisa disebabkan berbagai hal. Ada yang terjadi karena kehilangan objek cinta. Misalnya, putus cinta dan kematian orang terkasih. Lalu, karena love and hate relationship. ''Ada juga yang punya harapan, tapi tidak terwujud di kenyataan,'' jelasnya. (nir/c7/fat/flo/jpnn)
BACA JUGA: Lihat, Kapal Berbendera Tiongkok Sandar di Pelabuhan Benoa
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringatan dari Bocah SD: Trotoar Bukan untuk Motor
Redaktur : Tim Redaksi