Peringatan dari Bocah SD: Trotoar Bukan untuk Motor

Selasa, 19 April 2016 – 14:24 WIB
Daffa Faros Oktoviarto, bicah 10 tahun yang berani menghadang penunggang sepeda motor si totoar. Foto: Radar Semarang/JPG

jpnn.com - SEMARANG - Daffa Faros Oktoviarto kini jadi omongan warga Kota Semarang, Jawa Tengah. Aksi nekat bocah 10tahun itu saat mencegat pengendara sepeda motor yang merambah trotoar menjadi viral sejak diunggah melalui media sosial.

Lantas apa alasan siswa SD Negeri 1 Kalibanteng Kidul, Semarang itu bertindak berani pada pengendara sepeda motor yang melintas di trotoar? Kepada Jawa Pos Radar Semarang, Daffa mengatakan bahwa aksinya terpicu sebuah informasi di televisi tentang trotoar yang fungsinya bagi pejalan kaki, bukan untuk sepeda motor.

BACA JUGA: Bocah SD Hadang Penunggang Motor, Wali Kota: Jos!

Menurutnya, aksi itu bukanlah pertama kalinya. Terkadang saat beraksi, Daffa terlebih dahulu membuat tulisan di kertas HVS bertuliskan: ”Peringatan, Trotoar untuk Jalan Kaki Bukan Motor’ yang ditempel di sepeda kecilnya.

Ia biasa melakukan sepulang sekolah hingga waktu magrib. Ia jengkel karena ada saja pengguna sepeda motor yang melintasi totoar.

BACA JUGA: KP Hiu Macan Tangkap Enam Kapal Vietnam

”Jam segitu kan waktunya jalan macet. Lima menit saja saya di sana, pasti banyak pengendara motor nerobos lewat trotoar. Saya jengkel, kan itu dilarang. Tapi kok yang pakai motor sering nerobos,” katanya.

Putra pasangan Yurri dan Dinar itu mengaku sudah 3 minggu lebih melakukan aksinya. Terkadang ia mengenakan topi koboi, penutup mulut dari kain serbet dan berjaket. Tak lupa dia menaiki sepeda mininya.

BACA JUGA: Perbaikan Jalan Diadang Kritik Tajam

Aksi Daffa pernah menguncang emosi pengendara sepeda motor. ”Saya pernah dimarahi dan dibentak-bentak pengendara motor dua kali. Saya akan halangi lagi yang pakai motor kalau tetap lewat trotoar,” tegasnya.

Murti, nenek Daffa, menilai cucunya memang anak hiperaktif yang kreatif. Padahal Daffa di sekolah tidak tergolong anak yang menonjol secara akademik. Ia hanya masuk peringkat 10 besar.

Namun jika sedang semangat, Daffa sangat giat belajar. Tapi kegemarannya memang menonton televisi.

”Di sekolah juga belum diajari tentang lalu lintas. Idenya bisa melakukan aksi tersebut saya juga heran dari mana. Tapi katanya dari nonton televisi,” kata Murti.

Ia pernah mengadukan soal Daffa ke sang ibu. “Tapi saya malah dimarahi, ndak boleh ikut-ikutan,” kata Murti yang sering mengasuh Daffa karena kedua orang tuanya sibuk bekerja.

Murti menambahkan, sebenarnya ia khawatir akan terjadi hal-hal tak diinginkan pada Daffa. Apalagi yang dihadang adalah orang dewasa.

Namun, kata Murti, cucunya memang punya inisiatif luar biasa. Daffa, kata Murti, selalu berjuang untuk prinsip yang diyakininya.

“Dia bersedia memperjuangkan sesuatu yang benar. Tapi tetap saya larang, karena takutnya orang yang dihadang emosi. Apalagi ini sebenarnya tugas polisi. Kami berharap polisi bisa tanggap dan bekerja optimal bagi pelanggar jalan,” pintanya.(jks/aro/ce1/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heroik!!! Bocah SD Ini Berani Hadang Biker Perambah Trotoar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler