LAPO Ondihon cukup punya nama di Jakarta. Bagi warga Batak di Jakarta, begitu disebut nama lapo yang berada di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat itu, pasti lah langsung semangat menyauti, menjadi bahan perbincangan hangat.
Lapo ini bukan sekadar tempat membuang kepenatan di tengah kesibukan dan kesumpekan di ibukota. Bagi sejumlah tokoh ternama asal Sumut yang berkiprah di Jakarta, Lapo Ondihon juga menjadi tempat favorit membahas hal-hal serius.
Maklum, selain menyajikan live music dengan penyanyi-penyanyi asal Batak, Lapo Ondihon juga dilengkapi dengan ruang pertemuan yang sangat luas, full AC pula.
Nah, rupanya, pemilik resto di lapo itu adalah Capt. DR. Anthon Sihombing, yang saat ini anggota Komisi IV DPR.
Di Lapo Ondihon itu pula, politisi Partai Golkar itu rutin minimal seminggu sekali, menghabiskan waktu malamnya.
"Enak di sana, kita makan makanan khas Batak, menikmati suara penyanyi Batak. Nanti malam (Jumat malam/8/6), yang tampil Thomson Napitupulu, penyanyi Batak yang sudah lama tinggal di Perancis. Di Perancis dia juga penyanyi Batak," ujar Anton, kepada JPNN kemarin.
Ketua Umum Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) itu cerita, Lapo Ondihon merupakan tempat nongkrong para tokoh asal Sumut. Baik itu tokoh politik, petinggi militer, dan terbanyak para pengacara yang juga asal Sumut.
"Sambil makan, sambil minum, kita bercengkerama. Sesekali kita bicara serius tentang kampung halaman," cerita Anton.
Bahkan, lanjut Anton bercerita, para kepala daerah dan para kadis asal kabupaten/kota di Sumut, jika sedang ada tugas di Jakarta, malamnya suka nongkrong di lapo itu. Pembicaraan serius kerap tiba-tiba muncul.
Masalah apa yang terakhir di bicarakan serius di lapo itu? "Terakhir mengenai pencemaran Danau Toba, juga keberadaan perusahaan-perusahaan dalam hubungannya dengan warga sekitar. Kita bicarakan serius di ruang pertemuan lapo itu," kata Anton, Siantar Man yang duduk di salah satu Departemen di DPP Golkar, itu.
Namun, lanjutnya, jika bertemu dengan para kadis, maka pembicaraan menyangkut urusan kadis itu. "Kita bicara soal pendidikan, narkoba, di situ juga, sambil makan," imbuhnya.
Anton sendiri lebih konsen mengurusi petani, sesuai kapasitasnya di Komisi IV DPR. Di lapo itu juga, masalah petani kerap dibahas.
Dia berupaya semaksimal mungkin, jatah 100 kelompok yang dia terima dari setiap tahun dari APBN, bisa tersalur dengan baik. Satu kelompok tani, dijatah APBN Rp100 juta. Dengan demikian, untuk setiap tahunnya, sebagai Ketua Gapoktan, Anton harus menyalurkan dana Rp10 miliar.
"Uang itu saya yang bagi-bagikan. Untuk Sumut sudah sekitar 250 kelompok tani yang menerima. Itu sejak saya menjadi anggota DPR," ujar Anton.
Bukan petani saja, para nelayan, pembudidaya ikan, juga mendapat perhatian untuk mendapatkan dana sokongan APBN, melalui tangan Anton.
Karenanya, setiap pulang kampung ke Siantar, Anton lebih suka keluar masuk desa-desa tertinggal. "Sekali seminggu saya pulang, minimal tiga kali sebulan," ujar pemilik rumah di Jalan Sudirman, Siantar itu.
Jika sudah penat mengurusi hal-hal serius, Anton lari ke Lapo Ondihon. "Kadang kita undang Tetty Manurung," pungkasnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Obesitas Anak, Walt Disney Stop Iklan Junk Food
Redaktur : Tim Redaksi