Di Luar Jepang, Indonesia Pasar Terbesar Daihatsu

Senin, 23 Januari 2017 – 17:43 WIB
Ilustrasi. Foto: Daihatsu

jpnn.com - jpnn.com - Industri otomotif berharap pasar low cost green car (LCGC) semakin baik tahun ini.

Sebab, mobil murah seharga Rp 100 juta hingga Rp 150 jutaan itu paling diminati konsumen mobil penumpang di Indonesia selain low multi-purpose vehicle (MPV).

BACA JUGA: Segmen LCGC Bakal Dongkrak Pasar Otomotif

Industri juga tengah menunggu finalisasi keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenai revisi Permenhub No 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek Jenis Angkutan Sewa atau taksi dalam jaringan (taksi online).

Awalnya, Kemenhub mengatur bahwa taksi online hanya diperbolehkan menggunakan mobil 1.300 cc.

BACA JUGA: Tim Riser ShaDaff Tampil Perkasa di Malaysia

Namun, belakangan, Kemenhub mendengar masukan dari pelaku bisnis taksi online yang ingin agar mobil 1.000 cc dapat digunakan untuk taksi online.

’’Sebenarnya aturan taksi online pada dasarnya kan tidak melarang LCGC, tapi lebih ke cc-nya. Kalau ditanya apakah itu memberikan peluang penjualan LCGC naik lagi, ya kami berharap mudah-mudahan itu menjadi peluang,’’ kata Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International-Daihatsu Sales Operation Hendrayadi Lastiyoso di sela-sela media gathering akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Ban Zeneos Tipe ZN62RS Terbukti Tangguh

Saat ini, mobil Daihatsu yang banyak dipakai untuk taksi online adalah low MPV Xenia yang berkapasitas mesin 1.300 cc.

Bila Kemenhub melonggarkan aturannya dengan memperbolehkan mobil berkapasitas 1.000 cc untuk taksi online, Hendra berharap penjualan LCGC Sigra dan Ayla dapat terdongkrak.

Dia menganggap kehadiran Ayla dan Sigra tidak menggeser market Xenia yang eksis selama 12 tahun belakangan.

Menurut Hendra, agen pemegang merek (APM) lain juga bisa jadi mengharapkan dampak yang sama pada penjualan LCGC.

Selain Daihatsu, pemain LCGC di Indonesia adalah Datsun Go+ Panca dan Toyota Calya.

Dua mobil tersebut menjadi saingan Daihatsu Sigra di segmen LCGC MPV.

Marketing Director PT ADM Amelia Tjandra menyatakan, penjualan low MPV Daihatsu sebenarnya cukup menolong kinerja perseroan.

Tahun sebelumnya, perlambatan lebih banyak terjadi pada penjualan mobil komersial seperti pikap Gran Max yang penjualannya turun 30 persen.

Yakni, dari 58.121 selama 2015 menjadi 42.625 unit pada 2016.

Ketika Sigra sebagai pelengkap mobil MPV khusus LCGC hadir di pasar tahun lalu, respons masyarakat terbilang sangat baik.

’’Ada dewa penolong, yaitu Xenia. Pada 2015, hanya terjual 35.057 unit, lalu menjadi 48.072 unit di 2016,’’ ujarnya.

Kontribusi Sigra sekitar 5.000 unit per bulan sejak pertama diperkenalkan pada Agustus tahun lalu.

Amel mengungkapkan, penjualan Daihatsu di Indonesia adalah yang tertinggi di luar Jepang.

’’Kami juga mendapatkan apresiasi dari prinsipal karena terbesar di dunia penjualannya untuk tahun lalu. Begitu juga tertinggi sepanjang sejarah kami di Indonesia,’’ jelasnya.

Tahun ini, kata Amel, target penjualan Daihatsu cenderung konservatif.

Amel menargetkan rata-rata penjualan yang sama dengan tahun lalu dan tidak begitu berharap pada kenaikan market share yang tinggi.

MPV, terutama low MPV dan LCGC MPV, masih menjadi andalan perseroan tahun ini. (rin/c14/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Innova Venturer Tawarkan Kenyamanan saat Bertualang


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
otomotif  

Terpopuler